Rabu 22 Jul 2020 16:43 WIB

ESDM: Kajian DME Bisa Digunakan Kompor Eksisting

DME bisa menggunakan kompor yang lazim saat ini bila dicampur dengan elpiji.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja menyelesaikan produksi kompor gas di Cileungsi, Jawa Barat (ilustrasi). Balitbang ESDM mengatakan, perlu ada pencapuran antara DME dan elpiji agar cocok ke kompor milik masyarakat saat ini.
Foto: Risky Andrianto/ANTARA FOTO
Pekerja menyelesaikan produksi kompor gas di Cileungsi, Jawa Barat (ilustrasi). Balitbang ESDM mengatakan, perlu ada pencapuran antara DME dan elpiji agar cocok ke kompor milik masyarakat saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM saat ini sedang melakukan studi keekonomian dan uji teknis dari Dytmetil Eter (DME) senyawa turunan batu bara.

Kepala Balitbang ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, dari hasil uji yang dilakukan ESDM didapatkan hasil DME bisa menjadi subtitusi elpiji. Hanya saja, perlu ada pencapuran antara DME dan elpiji, agar cocok ke kompor milik masyarakat saat ini. Sebab, jika DME berdiri sendiri, perlu ada alat dan kompor yang disesuaikan dengan karakteristik dari DME tersebut.

Baca Juga

"Secara teknis kami bisa pastikan DME 20 persen dengan 80 persen LPG ini bisa menggunakan kompor elpiji atau kompor eksisting. Meski efisiensinya perlu dikaji lebih lanjut," ujar Dadan dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/7).

Dadan juga menjelaskan, selain menguji secara teknis, saat ini Balitbang ESDM juga menghitung berapa harga keekonomian DME. Harapannya DME mensubtitusi elpiji tapo tidak membebani masyarakat dari sisi harga.

"Kami lagi hitung kira kira angka yang sekarang dengan harga lepiji, supaya masyarakat dan pemerintah enggak nambah beban subsidi," ucap Dadan.

Ia melihat, dari sisi harga, DME dan elpiji sebenarnya sama. Hanya saja, DME nanti harus lebih murah dengan satuan kilogram dengan elpiji. Karena kandungan energinya lebih sedikit dibandingkan elpiji.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement