Jumat 24 Jul 2020 02:21 WIB

LinkAja Jadi Alat Pembayaran Gigital Pengguna LRT Sumsel

LinkAja dapat digunakan di 13 stasiun LRT Sumsel.

Linkaja.
Foto: Linkaja
Linkaja.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Uang elektronik LinkAja resmi menjadi alat pembayaran digital untuk pengguna Light Rail Transit (LRT), Kamis (23/7), atau bertepatan dengan HUT ke-2 moda transfortasi massal itu. Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja di Palembang, Kamis (23/7), mengatakan kemudahan dalam pembayaran ini merupakan sinergi antara LinkAja dengan LRT Sumsel di bawah naungan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Penggunaan LinkAja sebagai metode pembayaran secara nontunai ini dapat digunakan di 13 stasiun LRT Sumsel, yaitu Stasiun Bandara, Stasiun Asrama Haji, Stasiun Punti Kayu, Stasiun RSUD, Stasiun Garuda Dempo, Stasiun Demang, Stasiun Bumi Sriwijaya, Stasiun Dishub, Stasiun Cinde, Stasiun Ampera, Stasiun Polresta, Stasiun Jakabarang, dan Stasiun DJKA.

Baca Juga

“Kehadiran alternatif pembayaran nontunai oleh LinkAja ini merupakan solusi dalam adaptasi normal baru akibat pandemi Covid-19,” kata dia.

Ia mengatakan penggunaan uang elektronik ini dipastikan dapat meningkatkan efisiensi transaksi dari sisi waktu sehingga memperkecil potensi penyebaran virus corona di area stasiun. “Cara pembayaran menggunakan LinkAja ini juga sangat mudah. Cukup buka aplikasi LinkAja, gerak-kan ponsel untuk memunculkan kode tiket, lalu scan kode tersebut pada gerbang pembayaran, dan gerbang akan otomatis terbuka,” kata dia.

Harga untuk menempuh satu kali perjalanan pun sangat terjangkau, yaitu Rp10.000 dari dan menuju Bandara Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin, sementara tujuan lain selain Bandara Udara dikenakan biaya sebesar Rp5.000.

Selain itu, terdapat juga cashback sebesar 20 persen dengan maksimal nominal Rp2.000 untuk semua pengguna LRT pada periode Agustus hingga Desember 2020.

Ia menambahkan kemudahan pembayaran yang ditawarkan LinkAja ini merupakan upaya pengembangan ekosistem pembayaran yang semakin holistik, terutama pada sektor transportasi umum.

Kerja sama strategis yang dilakukan bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini diharapkan juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pembayaran digital, sehingga menjangkau lebih banyak lagi masyarakat untuk mau dan terbiasa bertransaksi secara nontunai.

General Manager LRT Sofan Hidayah mengatakan pembayaran non tunai ini merupakan respon yangs sangat sesuai dengan kondisi terkini. “Dalam masa pandemi seperti ini LRT Sumsel sangat membutuhkan pembayaran secara nontunai, untuk semakin memperkecil potensi penyebaran virus corona,” kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement