Jumat 24 Jul 2020 20:21 WIB

Satu Keluarga Positif Covid-19 di Bogor Diisolasi di RS

Penularan corona dimulai dari sang bapak yang bertugas di Jawa Timur.

Pekerja merapikan ruangan isolasi bagi pasien positif corona (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Zabur Karuru
Pekerja merapikan ruangan isolasi bagi pasien positif corona (ilustrasi).

BOGOR -- Empat dari enam orang dalam satu keluarga di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, yang terkonfirmasi positif Covid-19 dirawat di Rumah Sakit Bogor Senior (BSH). Sedangkan dua orang lainnya telah meninggal dunia.

                               

"Satu keluarga yang positif Covid-19, semua yang positif sudah diisolasi di Rumah Sakit BSH," kata Camat Bogor Barat, RR Juniarti Estiningsih, Jumat (24/7).

                               

Satu keluarga yang seluruhnya terkonfirmasi positif Covid-19 adalah warga Kelurahan Pasir Mulya Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Satu keluarga seluruhnya enam orang, meliputi bapak dan ibu, anak dan menantu, serta dua orang cucu. Dua orang di antaranya, bapak dan anak telah meninggal dunia.

                               

Menurut Estiningsih, di lokasi domisili satu keluarga positif Covid-19 tersebut, penanganan di tingkat RW Siaga sudah ditingkatkan. Melalui Tim Pantau yang merupakan bagian dari Tim Deteksi Aktif (Detektif) Covid-19 Kota Bogor.

                               

Tim pantau tersebut melibatkan lurah, petugas surveilance dari puskesmas setempat, pengurus RW dan RT, serta kader pemantau dan tokoh masyarakat setempat.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim pada Kamis (23/7) malam mengatakan adanya satu keluarga terkonfirmasi Covid-19 tersebut. Menurut Dedie, penularan Covid-19 saat ini lebih banyak disebabkan oleh imported case, yakni warga Kota Bogor yang melakukan kegiatan di luar kota atau di daerah lainnya.

Informasi yang dikumpukan, semula sang bapak bertugas ke Jawa Timur. Setelah tugasnya selesai, sang bapak kembali ke Kota Bogor dan kemudian sakit. Sang bapak dirawat oleh istri dan anaknya. Karena sakitnya dinilai berat, kemudian di rawat di rumah sakit.                     

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, sang bapak dirawat di rumah sakit di Kota Depok. Pada saat dirawat statusnya adalah pasien dalam pengawasan (PDP). "Sang bapak meninggal dunia dalam status PDP),"  katanya.

                               

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement