Ahad 26 Jul 2020 16:04 WIB

Psikolog UMM: Pandemi Batasi Ruang Gerak Bermain Anak  

Anak usia sekolah tidak memiliki durasi waktu pasti dalam bermain.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Anak bermain media sosial (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Anak bermain media sosial (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Iswinarti tak menampik pandemi Covid-19 telah membatasi ruang gerak anak dalam bermain. Persoalan ini sebenarnya perlu diperhatikan dan mendapatkan kepedulian dari orang tua. 

"(Karena) usia anak selalu identik dengan aktivitas bermain dan mengeksplorasi lingkungan sekitar mereka," kata Iswinarti. 

Anak usia sekolah tidak memiliki durasi waktu pasti dalam bermain selama pandemi. Situasi ini bisa menjadikan anak jenuh dan menolak mengerjakan tugas sekolah. Bahkan, terdapat anak yang jam tidur dan makannya mulai terganggu. 

Mengenai fenomena tersebut, Iswinarti berharap orang tua dapat mengambil peranan pentingnya. Orang tua harus peka mengamati perubahan-perubahan pada anak. Orang tua perlu menghadirkan ruang bermain anak meskipun hanya di sekitar rumah. 

Di sisi lain, Iswinarti juga mengingatkan orang tua tidak memberikan akses sebesar-besarnya bagi anak untuk bermain ponsel. Langkah itu bisa menurunkan daya kognisi dan kemampuan sosialisasi anak. Apalagi, ia melanjutkan, pembelajaran di sekolah sudah banyak menggunakan gawai.  

Anak membutuhkan alternatif setidaknya dengan permainan tradisional. Permainan ini biasanya sangat menantang dan tidak membosankan bagi anak. "Seperti bekel, congklak lidi, dan engklek," ucapnya dalam pesan resmi yang diterima Republika, Ahad (26/7). 

Iswinarti mengimbau orang tua terus mendampingi dan bermain bersama anaknya di rumah. Sebab, permainan tradisional tidak sekedar berfungsi sebagai alat bermain. Ini bisa menjadi cara asyik membangun karakter anak, bahkan menjadikan aktivitas bermain sebagai fasilitas belajar.  

"Seperti berhitung, melatih kesabaran, ketelitian, dan mengambil keputusan. Manfaatnya luar biasa," jelasnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement