REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Panas bumi di Jawa Timur (Jatim) mempunyai potensi menghasilkan tenaga listrik sebanyak 1.012 Mega Watt (MW). Saat ini wilayah Balawan, Ijen, Jatim tengah digarap menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di masa depan.
Kepala Bidang Energi, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur (Jatim), Oni Setiawan mengatakan, progres penggarapan PLTP di Balawan, Ijen sudah cukup baik. Bahkan, proyek PT Medco Power Indonesia (MPI) ini rencananya bisa mengaliri sumber listrik sebesar 2x55 MW.
"Pada tahap 2025 akhir atau 2026 (diharapkan) dapat berproduksi," kata Oni dalam kegiatan diskusi daring, belum lama ini.
Terakhir, ESDM telah menyelesaikan studi penelitian kembali terkait Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di Jatim. Hasilnya, terdapat sejumlah lokasi yang berpotensi masuk dalam kategori tersebut. Beberapa di antaranya berada di Gunung Arjuno-Welirang, Gunung Bromo-Tengger, Gunung Hyang Argopuro, Songgoriti, Cangar dan sebagainya.
"Tapi yang sudah ditetapkan (oleh pemerintah pusat) di Arjuno-Welirang," jelasnya.
Menurut Oni, rencana konversi panas bumi di Arjuno-Welirang menjadi sumber energi listrik telah diproses pemerintah pusat. Saat ini setidaknya telah berada di tahap lelang di kementerian terkait.
"Masih terus berlanjut (prosesnya)," jelasnya.
Konversi panas bumi menjadi energi listrik menjadi kewenangan pemerintah pusat seutuhnya. Artinya, perihal edukasi maupun mitigasi panas bumi di daerah menjadi tanggung jawab kementerian terkait.
"Untuk panas bumi maupun pengelolaan, saat ini provinsi belum ada kewenangan untuk mengelola panas bumi," ungkapnya.
Berdasarkan data SKK Migas, Jatim memiliki potensi energi fosil yang cukup banyak. Bahkan, Jatim disebut menjadi lumbung energi fosil dalam produksi nasional.
Jatim mempunyai 33 wilayah kerja (WK) Migas yang terdiri atas 12 WK masih dieksplorasi. Sebanyak 18 WK sudah dieksploitasi dan lainnya dalam tahap lelang.
Saat ini cadangan minyak di Jatim sebanyak 264 juta barel sedangkan gas sekitar 5,378 miliar kaki kubik atau Billion Cubic Feet (BFC). Adapun rata-rata kebutuhan energi listrik di Jatim sebanyak 35.837.000 MWh. Sementara untuk kebutuhan bahan bakar secara keseluruhan sebesar 7.252.933,30 kiloliter.
Selain panas bumi, Jatim juga memiliki enam potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai pembangkit listrik. Air berpotensi menghasilkan listrik 525 MW, mikro hidro 1.142 MW, dan bioenergi 3.421 MW. Selanjutnya, energi surya dengan potensi 10.335 MW, angin 7.907 MW dan gelombang laut sebesar 1.200 MW.