REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit usaha syariah PT Pegadaian (Persero) tumbuh stagnan pada semester I 2020. Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis Pegadaian, Ninis Kesuma Adriani menyampaikan bisnis syariah stagnan karena pengaruh ekspansi selektif selama masa Covid-19.
"Outstanding loan syariah selama Desember 2019- Juni 2020 ini sangat stagnan karena memang syariah ini banyak drive dari pembiayaan," katanya dalam paparan kinerja Semester I 2020, Rabu (29/7).
Wabah Covid-19 membuat lebih selektif untuk memberikan pembiayaan non-gadai. Sehingga pertumbuhannya tidak bisa agresif. Ninis menyampaikan, saat ini komposisinya sekitar 20 persen dibanding total pembiayaan di Pegadaian.
Hingga Juni 2020, Pegadaian mencatat penyaluran pembiayaan sebesar Rp 80,4 triliun, naik 18,8 persen dibandingkan pada periode sebelumnya sebesar Rp 67,7 triliun. Sementara OSL mencapai Rp 53,0 triliun, naik 21,3 persen.
Direktur Jaringan, Operasi dan Penjualan Pegadaian, Damar Latri Setiawan menambahkan, meski produk non-gadai stagnan, produk berbasis gadai atau rahn masih tumbuh. Pengembangan produk Pegadaian Syariah dibagi menjadi dua yakni berbasis rahn atau gadai dan non gadai.
"Non-rahn itu seperti pembiayaan motor arum haji itu memang stagnan, tapi yang berbasis gadai masih naik dan tumbuh," katanya. Ia menyampaikan dengan adanya wabah maka pembiayaan non-gadai digeser dan menjadi lebih selektif.