Kamis 30 Jul 2020 12:29 WIB

JK: Wujudkan Pengorbanan Idul Adha dengan Disiplin Protokol

Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha kali ini berada dalam suasana pandemi Covid-19.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Mas Alamil Huda
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) saat menghadiri peresmian Masjid Amir Hamzah di Komplek Taman Ismail Marzuki, Jakarta, bersama Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Foto: Dok. Tim JK
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) saat menghadiri peresmian Masjid Amir Hamzah di Komplek Taman Ismail Marzuki, Jakarta, bersama Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla (JK) mengingatkan masyarakat yang akan merayakan Hari Raya Idul Adha, Jumat (31/7) esok, untuk menerapkan disiplin protokol kesehatan. Sebab, pelaksanaan Hari Raya Idul Adha kali ini berada dalam suasana pandemi Covid-19.

JK mengatakan, apabila tidak disiplin protokol kesehatan, bisa menyebabkan musibah yang fatal bagi masyarakat. Karena itu, Hari Raya Qurban ini hendaknya dimaknai dengan pengorbanan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 lebih lanjut.

"Pengorbanan ini tidak bisa dibandingkan dengan Nabi Ibrahim, pengorbanan kita dewasa ini disiplin menjaga jarak, mencuci tangan dan pakai masker untuk menyelamatkan kita semua," ujar JK saat konferensi pers tentang pedoman pelaksanaan Hari Raya Idul Adha pada masa pandemi di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (30/7).

JK mengimbau masjid yang akan melaksanakan Sholat Hari Raya Idul Adha di dalam masjid maupun lapangan untuk menerapkan protokol kesehatan. Yakni dengan tetap memberlakukan jaga jarak antara jamaah saat sholat dan penggunaan masker bagi setiap jamaah.

Ia mengatakan, ada kurang lebih 800 ribu masjid di Indonesia, namun tidak semua yang menggelar sholat Idul Adha. Ia mengingatkan masjid yang akan menggelar Sholat Id, harus memastikan masjid steril sebelum pelaksanaan sholat.

"Protokol kesehatan harus tetap menjadi pedoman dalam melaksanakan Sholat Idul Adha, jaga jarak di masjid dan di lapangan kalau dilakukan di lapangan," ujar Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 tersebut.

JK menyebut pelaksanaan sholat Id di lapangan saat ini lebih dianjurkan daripada di dalam masjid agar protokol kesehatan bisa diterapkan.

"Itu lebih mudah teratasi di lapangan daripada masjid tertutup asal dipenuhi syarat syarat jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan pakai sabun. itu mutlak jika ingin selamat dan beribadah dengan baik," ungkap JK.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement