Jumat 31 Jul 2020 09:54 WIB

Momen Idul Adha, Sumbar Tambah 40 Kasus Positif Covid-19

Mobilitas orang yang keluar-masuk ke Sumbar sudah dibuka lebar.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Endro Yuwanto
Relawan membantu warga Padang, Sumbar, melawan corona. /Ilustrasi
Foto: Dokumentasi relawan mulyadi
Relawan membantu warga Padang, Sumbar, melawan corona. /Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pada Jumat (31/7) ini terjadi peningkatan tertinggi kasus covid-19 di Sumatra Barat (Sumbar). Hari ini ada 40 warga Sumbar dinyatakan positif tertular virus corona. Sehingga total kasus positif covid-19 di Sumbar sudah 947 orang.

“Terkonfirmasi 40 orang warga Sumbar positif terinfeksi covid-19. Ini merupakan rekor tertinggi konfirmasi positif yang pernah terjadi terhadap hasil pemeriksaan sampel spesimen PCR di Sumbar,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Jasman Rizal.

Tambahan 40 kasus positif covid-19 hari ini diperoleh dari pemeriksaan sampel swab Lab Unand dan Lab Baso sejak kemarin hingga dini hari tadi. Tim laboratorium memeriksa sebanyak 1.541 sampel swab.

Dari 40 orang tersebut, sebanyak 26 orang hasil pemeriksaan sampel kiriman dari berbagai rumah sakit di Kota Padang, enam orang hasil pemeriksaan kiriman sampel dari Kota Sawahlunto, tiga orang hasil pemeriksaan spesimen dari Kota Solok, tiga orang hasil pemeriksaan sampel spesimen warga Kabupaten Solok, dan dua orang hasil pemeriksaan dari Kabupaten Agam.

Sebelumnya, pakar epidemiologi Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumbar, Defriman Djafri Ph.D mengatakan, peningkatan kasus covid-19 yang kembali terjadi di Sumbar karena mobilitas orang masuk dan keluar Sumbar sudah dibuka lebar. Sehingga kasus positif covid-19 yang terus tumbuh berasal dari kasus impor atau dari orang dari luar yang masuk ke Sumbar.

"Potensi kasus impor tetap nyata kami hadapi. Karena mobilitas orang terus bergerak. Apalagi keran ini akan dibuka lebih besar lagi," kata Defriman kepada Republika.co.id, beberapa hari lalu.

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unand ini juga melihat fakta yang terjadi di masyarakat yang sudah tidak lagi disiplin menerapkan protokol kesehatan. Sehingga, setiap hari di Sumbar masih terus berjatuhan korban yang dinyatakan positif covid-19.

Kemudian, di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang menjadi salah satu pintu masuk import case, menurut Defriman, sudah tidak lagi mewajibkan setiap penumpang yang datang menjalani tes swab PCR. Penumpang dapat masuk hanya dengan membawa berkas bukti rapid tes dengan hasil non-reaktif dan mengisi kartu kesehatan atau e Hac. Pendeteksian orang yang terpapar corona masuk ke Sumbar sudah tidak akurat.

Kondisi lebih parah di pintu masuk jalur darat yang sudah tidak lagi mengharuskan syarat penumpang keluar masuk harus memiliki bukti rapid tes. Sehingga, arus keluar masuk Sumbar di jalur darat sudah normal seperti sebelum ada kasus corona.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement