Jumat 07 Aug 2020 10:18 WIB

Ratusan Demonstran Gelar Aksi di Luar Kediaman Netanyahu

Aksi protes terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berlangsung di Yerusalem

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Orang-orang memprotes perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menghadapi dakwaan korupsi, di luar kediamannya di Yerusalem, Israel, 01 Agustus 2020. Netanyahu menghadapi jejak untuk dakwaan yang diajukan kepadanya oleh Kantor Kejaksaan Negeri atas tuduhan penipuan, penyuapan, dan pelanggaran kepercayaan.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Orang-orang memprotes perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menghadapi dakwaan korupsi, di luar kediamannya di Yerusalem, Israel, 01 Agustus 2020. Netanyahu menghadapi jejak untuk dakwaan yang diajukan kepadanya oleh Kantor Kejaksaan Negeri atas tuduhan penipuan, penyuapan, dan pelanggaran kepercayaan.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Aksi protes terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berlangsung di Yerusalem pada Kamis (6/8). Ratusan demonstran berkumpul di luar kediaman perdana menteri di Balfour Street.

Dalam aksi tersebut, para demonstran menyerukan Netanyahu untuk mengundurkan diri. Demonstrasi kali ini berlangsung dalam skala kecil dari sebelumnya. Aksi unjuk rasa juga dilaporkan berlangsung dengan tenang dan tanpa bentrokan.

Baca Juga

Time of Israel melaporkan, protes juga telah terjadi di Tel Aviv, tepatnya di luar kediaman Menteri Keamanan Publik Amir Ohana, dan di jembatan jalan raya di seluruh negeri. Namun aksi protes itu berlangsung dalam skala kecil. Protes skala besar diperkirakan berlangsung pada Sabtu (8/8) malam esok.

Para pengunjuk rasa telah melakukan aksi protes selama berminggu-minggu di Balfour Street dan Tel Aviv. Mereka menuntut Netanyahu untuk mundur karena dakwaan atas tuduhan korupsi. Selain itu, mereka juga memprotes kebijakan ekonomi pemerintah selama pandemi virus corona.

Polisi meminta kepada Pengadilan Tinggi mereka harus menolak petisi yang menentang demonstrasi oleh puluhan penduduk di Yerusalem, Rehavia, dan Talbieh. Memihak para demonstran, polisi mengatakan kepada pengadilan bahwa setiap upaya untuk membatasi aksi unjuk rasa akan mengganggu kebebasan untuk berbicara.

Polisi mengatakan mereka tidak akan membatasi jumlah peserta atau memindahkan protes ke tempat lain. Pasukan juga menolak seruan untuk membatasi aksi unjuk rasa karena kekhawatiran kesehatan di tengah pandemi virus corona.

Situs berita Walla melaporkan, untuk menanggapi petisi tersebut beberapa pengunjuk rasa pada Kamis mengunjungi rumah-rumah di dekat Jalan Balfour. Mereka membagikan sekitar 1.500 pot bunga kepada penduduk yang dilengkapi dengan sebuah catatan terima kasih.

Netanyahu dan para pendukungnya mengutuk keras para demonstran dengan menyebut mereka "anarkis". Netanyahu diadili atas serangkaian kasus dugaan korupsi. Dia diduga menerima hadiah mewah dari sejumlah miliarder.

Dia juga memberikan suap kepada sejumlah media untuk memberitakan hal-hal positif tentang dirinya dan keluarganya. Namun Netanyahu membantah semua tuduhan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement