REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meresmikan laboratorium polymerase chain reaction (PCR) di Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) Kota Bogor pada Jumat (7/8). Peresmian itu, sebagai upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam mempercepat uji swab.
Bima menjelaskan, peningkatan kapsitas uji swab menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam menghadapi persebaran Covid-19. "Kalo nanti Covid-19 sudah selesai, ini (PCR) masih dibutuhkan untuk test yang lain-lain. Ini salah satu prioritas kita," kata Bima usai menghadiri Hari Jadi RSUD Kota Bogor, Jumat.
Bima mengutarakan, pihaknya telah membentuk tim deteksi aktif (Detektif) Covid-19 untuk melakukan pelacakan dan pengawasan. Dengan adanya PCR di RSUD Kota Bogor, Bima berharap, pihaknya dapat mengakselerasi mitigasi Infeksi Covid-19.
"Jadi satu positif, 2x24 jam langsung tim Detektif Covid-19 ini menetapkan orang-orang yang dinyatakan orang dalam pemantauan itu. Jadi membuat sistem ini bekerja. Kalo testnya sedikit sistem ini gak maksimal," jelasnya.
Bima menyampaikan, pihaknya telah menambah target uji swab dari yang sebelumnya 9.000 sampel menjadi 11.000 sampel. Langkah itu, Bima menyebut, sebagai upaya Pemkot Bogor untuk memutus persebaran Covid-19 di Kota Bogor.
"Karena standar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu persen dari jumlah penduduk. Sekarang sudah 8.400 (sampel). Satu bulan lagi lah. Apalagi kalo sudah ada (PCR), ini prosesnya kita percepatan," ujarnya.
Pihaknya akan kembali menyasar tempat umum untuk memenuhi target tersebut. Setelah sebelumnya mentargetkan stasiun, terminal, dan pasar, Bima mentargetkan untuk menyasar permukiman sering munculnya klater keluarga.
"Karena hari ini ada klaster keluarga. (Swab) di pemukiman penting ya. Di RT/RW kita random kita buat gitu. Di balai pertemuan keluarga yang kepadatannya tinggi kita cek," ujarnya.
Sebagai alumni Covid-19, Bima menghimbau, agar masyarakat lebih waspada sesuai berpergian. Dia meminta, masyarakat lebih disiplin dalam menegakkan protokol kesehatan.
"Yang kedua dari luar kota lapor juga. Kalo ada yang dirasa (gejala), jaga jarak dulu dengan keluarga gitu. Panas sedikit langsung cek," pintanya.
Berdasarkan data Covid-19 Kota Bogor pada Kamis (6/8) jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 317 orang. Sebanyak 203 orang dinyatakan sembuh, 93 masih dalam perawatan dan 21 orang dinyatakan meninggal dunia. Sementara, kontak erat terdapat 91 orang yang dirawat dan 79 kasus suspek yang masih sakit.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno menjelaskan, hingga kini telah ada enam klaster keluarga. Klaster keluarga Semplak, menyumbang paling banyak dengan jumlah 22 kasus.
Retno mengungkapkan, penyebab adanya klaster keluarga disinyalir lantaran imported case dan juga aktivitas berkumpul yagng berlebihan. Sehingga, menulari keluarga. Oleh karena itu, Retno meminta, masyarakat yang melakukan aktivitas di luar kota dapat lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Direktur RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir menjelaskan, PCR itu dapat mempercepat target Pemkot Bogor dalam uji swab. Ilham menjelaskan, alat itu mampu mengambil 96 sampel dalam sekali putar dengan batas maksimal tiga sampai empat kali.
Hasilnya pun, sambung Ilham, dapat segera diketahui dalam hitungan hari. "Jadi dalam satu hari kita bisa melakukan 200 sampai 300-an swab. Sehari ya," kata Ilham.