Jumat 07 Aug 2020 17:55 WIB

Erick Thohir Ungkap Jurus Tangkal Resesi

Peningkatan serapan anggaran jadi salah satu jurus ampuh menghindari resesi. 

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (7/8). Erick mendorong peningkatan serapan anggaran yang ada di masing-masing kementerian/lembaga guna menggenjot perekonomian.
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (7/8). Erick mendorong peningkatan serapan anggaran yang ada di masing-masing kementerian/lembaga guna menggenjot perekonomian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan perlunya upaya keras dalam menghindari resesi pada kuartal III akibat dampak pandemi. Erick mendorong peningkatan serapan anggaran yang ada di masing-masing kementerian/lembaga guna menggenjot perekonomian.

Baca Juga

Erick menilai peningkatan serapan anggaran menjadi salah satu jurus ampuh dalam menghindari resesi. "Penyerapan anggaran harus berjalan, tidak bisa komite bekerja sendiri. Saya sangat memohon ke pemda tetap melakukan tugas anggaran dijalankan semua," ujar Erick saat pemaparan virtual tentang vaksin di Jakarta, Jumat (7/8).

Rendahnya serapan pemerintah mendapat sorotan dari Presiden Joko Widodo. Untuk memastikan penyerapan anggaran berjalan dengan baik, kata Erick, presiden sampai meminta kejaksaaan, BPK, BPKP, ikut mendorong penyerapan tersebut. Presiden, kata Erick, berharap pemerintah mampu melakukan pembalikan ekonomi pada kuartal ketiga agar tidak minus. 

Erick menyebut BUMN juga sejak awal memastikan program strategis tetap berjalan. Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartanto, kata Erick, juga telah mengarahkan sejumlah program strategis nasional menjadi program padat karya. Erick menyebut hal ini penting dalam mendorong pergerakan ekonomi bagi masyarakat. 

"Kita sedang bekerja keras, salah satunya membantu melalui susbidi bagi pekerja dan UMKM agar produktif. Nilai cukup besar, untuk pekerja Rp 33,1 triliun dan UMKM Rp 28,8 triliun," ucap Erick. 

Selain itu, kata Erick, ada juga program bantuan sosial tunai yang diharapkan mencapai Rp 100 triliun pada Agustus hingga September guna membantu perekonomian. 

"Semua pihak harus berani menyerap anggaran. Saya yakin teman-teman percaya diri apalagi ada BPKP, BPK, KPK, LKPP semua membantu agar penyerapan terjadi," lanjut Erick. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement