Senin 10 Aug 2020 19:04 WIB

Solo Tetap Prioritaskan Swab Kontak Erat Pasien Covid-19

Swab kontak erat dinilai lebih baik dari sampel uji swab secara acak.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas medis saat beraktivitas pada kegiatan tes swab Covid-19. Ilustrasi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas medis saat beraktivitas pada kegiatan tes swab Covid-19. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo tetap memprioritaskan tes usap (swab) secara polymerase chain reaction (PCR) terhadap kontak erat pasien terkonfirmasi Covid-19. Hal itu untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 secara terstruktur.

Sekretaris Gugus Tugas yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, berdasarkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) Revisi ke-5 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Juli 2020 dijelaskan, kontak erat tanpa gejala hanya perlu menjalani karantina selama 14 hari. Kontak erat baru menjalani isolasi dan pemeriksaan swab jika mengalami gangguan kesehatan selama pemantauan atau karantina.

"Saya belum berani kontak erat karantina mandiri tanpa swab, kami harus mencari kasus itu kemudian memutus rantainya, memutus itu bagaimana kalau tidak tahu siapa yang positif," jelas Siti kepada wartawan, Senin (10/8).

Menurutnya, kontak erat pasien terkonfirmasi positif Covid-19 tetap berpotensi tertular setelah berinteraksi dengan pasien tersebut. Oleh sebab itu, Gugus Tugas menilai kontak erat tetap menjadi prioritas menjalani uji swab. "Mereka tetap akan kami swab satu kali, dengan mengambil spesimen nasofaring dan orofaring," imbuhnya.

Siti menyatakan, uji swab terhadap kontak erat pasien terkonfirmasi positif Covid-19 menjadi salah satu strategi penelusuran (tracing) yang terstruktur. Sebab sumber penularan virusnya relatif jelas. Hal itu dianggap lebih baik dibandingkan mengambil sampel uji swab secara acak.

"Kami ditarget PCR, daripada mengambil tidak jelas, mending ya kontak erat dan dekat, tracing terstruktur, arahnya jelas. Tidak mencari yang asal. Karena saya tahu kasus itu ditemukan di sana, ya harus ke sana. Kecuali kami punya sumber daya yang melimpah, sehingga semuanya bisa di-swab rutin. Itu jelas lebih ideal," paparnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani mengatakan ada penambahan tiga kasus baru terkonfirmasi Covid-19 pada Senin. Rinciannya, seorang pasien suspek yang naik tingkat menjadi terkonfirmasi serta dua orang dari pengembangan tracing kasus sebelumnya.

Secara kumulatif, jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 hingga Senin menjadi 312 orang. Rinciannya, 262 pasien dinyatakan sembuh, 30 pasien karantina mandiri, delapan pasien menjalani rawat inap, dan 12 orang meninggal dunia.

Sedangkan, data kumulatif pasien suspek mencapai 1.044 orang. Rinciannya, 984 orang dinyatakan sembuh, 11 orang dirawat inap, dua orang karantina mandiri, serta 47 suspek meninggal dunia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement