REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, kemajuan yang dirasakan masyarakat Indonesia, khususnya Surabaya, merupakan buah dari kerja keras semua elemen bangsa secara berkesinambungan. Kerja keras dengan mengedepankan saling berkesinambungan itu juga yang menurutnya diduplikasi di Surabaya, dalam satu dasawarsa ini.
Risma mengatakan, sampai akhir 2019, indikator makro dan mikro Surabaya menunjukkan kondisi yang menggembirakan.
"Tentunya sebagai bagian dari bangsa pemenang dan bukan bangsa pecundang. Mulai menjadi tuan dan nyonya di kota sendiri, melalui kerja keras penuh keikhlasan merupakan bagian dari penghormatan perjuangan para pahlawan," kata Risma saat membacakan sambutan pada Upacara peringatan HUT RI ke-75 di Balai Kota Surabaya, Senin (17/8).
Risma meyakini, Surabaya juga akan mampu segera ke luar dari pandemi Covid-19 berkat gotong royong, kerja keras, dan disiplin yang kuat. Apalagi dirasanya, kondisi Surabaya terus membaik. Tingkat penularan sudah lebih rendah, dan jumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan terus berkurang, seiring meningkatnya tingkat kesembuhan.
Maka dari itu, Risma mendorong masyarakat terus maju dan tidak boleh mundur apalagi menyerah. Menurutnya, kondisi pandemi tidak mungkin selamanya seperti ini. Akan ada saatnya turun maupun naik. Sebab, kata dia, tuhan menurunkan musibah, mungkin untuk menguji manusia apakah bisa dan kuat dalam menghadapinya.
“Ayo kita kuat. Kita pasti bisa melewati semua, dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Saya juga mengajak warga Surabaya untuk membuat karakter baru, yaitu Warga Surabaya wani disiplin, wani kerja keras, dan teguh menjaga kebersamaan,” ujar Risma.
Risma juga mendorong masyarakat agar menjalankan proses bekerja dan bisnisnya sesuai protokol kesehatan yang ketat. Risma meminta setiap pemimpin atau kepala unit harus bertanggung jawab terhadap wilayah masing–masing untuk berkarya dengan cara disiplin, konsisten, dan tidak lengah.
“Tolong para pemimpin atau kepala unit kerja di mana pun, harus turun. Untuk melihat apakah protokol sudah betul, supaya kita tidak kecolongan, jika tidak, akibatnya seperti bumerang dan itu jauh lebih berat lagi,” kata Risma.
Risma juga mengajak masyarakat terus meningkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi, termasuk vitamin dan ramuan rempah atau empon–empon, serta berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi. Ini dilakukan agar imunitas tubuh meningkat sehingga diharapkan tidak mudah tertular virus.
“Marilah kita konsisten melaksanakan protokol kesehatan, memang membatasi kemerdekaan namun inilah cara yang harus diikuti untuk mencapai hidup lebih baik dan penyakit bisa dikendalikan serta kemerdekaan berekspresi seperti sedia kala,” ujarnya.
Risma juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras secara bersama dalam mentransformasi Surabaya menjadi lebih baik. Terutama, kepada warga Surabaya, akademisi, dunia usaha, media, TNI dan Polri, serta aparatur sipil negara.
“Kita sudah pernah mengalami cobaan, kejadian bom dua tahun lalu. Kalau sekarang ada cobaan lagi, ayo kita tersenyum. Kemudian kita bangkit lagi, kita semangat lagi untuk kita bisa berjaya kembali,” kata Risma.