Senin 17 Aug 2020 16:57 WIB

Kasus Covid-19 di Kota Bekasi Terus Naik, Ini Kata Walkot

Peningkatan kasus Covid-19 di Kota Bekasi masih didominasi oleh klaster keluarga.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Bilal Ramadhan
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi alias Pepen.
Foto: Uji Sukma Medianti
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi alias Pepen.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Kasus aktif Covid-19 terus meningkat. Data terakhir pada Jumat (14/8), kasus aktif yang tercatat dalam data Pemerintah Kota Bekasi mencapai 63 orang. Secara kumulatif, sudah ada 703 kasus positif yang terjadi di Kota Bekasi sejak kasus pertama diumumkan pada akhir Maret lalu.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya masih didominasi oleh klaster keluarga. Namun, ia juga tak menampik bila peningkatan kasus terjadi dari adanya kegiatan kerumunan yang mengabaikan protokol kesehatan.

“Peningkatan kasus (itu karena) klaster keluarga, transmisi kewilayahan, transmisi dari interaksi kerja dan tidak menjaga physical distancing atau kerumunan-kerumunan,” jelas Rahmat di Alun-alun Bekasi, Senin (17/8).

Jika dilihat dari data, kasus aktif paling banyak saat ini ada di Kecamatan Bekasi Utara yang totalnya ada 13 kasus. Disusul oleh Kecamatan Bekasi Barat sebanyak 11 kasus, Bekasi Selatan dan Bekasi Timur 10 kasus, lalu Jatiasih dan Medan Satria 5 kasus, Pondokgede 4 kasus, Rawalumbu 3 kasus, Mustika Jaya dan Pondok Melati satu kasus.

Kecamatan yang saat ini penambahan kasus aktifnya nihil adalah Bantar Gebang dan Jatisampurna. Tercatat, ada 3 orang pasien positif yang dirawat di RS Umum Awal Bros, dan 51 orang di RSUD Chasbullah Abdulmadjid, satu orang di RSU Islam Subki Abdulkadir, satu orang di RSU Medan Satria Medika.

Berkenaan dengan penambahan kasus ini, Pemkot Bekasi juga telah menghentikan pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor atau CFD. Penghentian sementara kegiatan bebas kendaraan bermotor ini juga berkenaan dengan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan CFD.

Pepen, sapaan akrabnya, mengimbau kepada masyarakatnya untuk selalu menjaga diri dan keluarga dari risiko penularan Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement