REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Kasus aktif Covid-19 terus meningkat. Data terakhir pada Jumat (14/8), kasus aktif yang tercatat dalam data Pemerintah Kota Bekasi mencapai 63 orang. Secara kumulatif, sudah ada 703 kasus positif yang terjadi di Kota Bekasi sejak kasus pertama diumumkan pada akhir Maret lalu.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya masih didominasi oleh klaster keluarga. Namun, ia juga tak menampik bila peningkatan kasus terjadi dari adanya kegiatan kerumunan yang mengabaikan protokol kesehatan.
“Peningkatan kasus (itu karena) klaster keluarga, transmisi kewilayahan, transmisi dari interaksi kerja dan tidak menjaga physical distancing atau kerumunan-kerumunan,” jelas Rahmat di Alun-alun Bekasi, Senin (17/8).
Jika dilihat dari data, kasus aktif paling banyak saat ini ada di Kecamatan Bekasi Utara yang totalnya ada 13 kasus. Disusul oleh Kecamatan Bekasi Barat sebanyak 11 kasus, Bekasi Selatan dan Bekasi Timur 10 kasus, lalu Jatiasih dan Medan Satria 5 kasus, Pondokgede 4 kasus, Rawalumbu 3 kasus, Mustika Jaya dan Pondok Melati satu kasus.
Kecamatan yang saat ini penambahan kasus aktifnya nihil adalah Bantar Gebang dan Jatisampurna. Tercatat, ada 3 orang pasien positif yang dirawat di RS Umum Awal Bros, dan 51 orang di RSUD Chasbullah Abdulmadjid, satu orang di RSU Islam Subki Abdulkadir, satu orang di RSU Medan Satria Medika.
Berkenaan dengan penambahan kasus ini, Pemkot Bekasi juga telah menghentikan pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor atau CFD. Penghentian sementara kegiatan bebas kendaraan bermotor ini juga berkenaan dengan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan CFD.
Pepen, sapaan akrabnya, mengimbau kepada masyarakatnya untuk selalu menjaga diri dan keluarga dari risiko penularan Covid-19.