REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa wilayah Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) diguncang gempa sebanyak tiga kali dalam sehari pada 18 Agustus 2020. Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rosa Amelia, mengatakan, rentetan gempa bumi tersebut yaitu pertama pada pukul pukul 05.35 WITA bermagnitudo 4,2. Selanjutnya gempa kedua pukul 19.14 WITA bermagnitudo 2,9 dan ketiga pada pukul 20.28 WITA bermagnitudo 3,4.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini terjadi dengan selisih waktu 13 jam, 14 jam dari gempa bumi pertama. Ketiga episenter tersebut berlokasi di darat pada arah Barat Laut Buranga, Kabupaten Buton, Sultra pada kedalaman 10 dan 9 km," kata Rosa melalui rilisnya yang diterima di Kendari, Selasa (18/8) malam.
Rosa mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Buton Segmen B di Barat Laut Buranga.
"Guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan di Maligano dengan Intensitas II- III MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang, dan dirasakan nyata dalam rumah seakan-akan ada truk berlalu," kataRosa.
Rosa menyampikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. "Kedua kejadian gempa bumi terakhir merupakan rangkaian gempa bumi susulan yang terjadi pada pagi hari pukul 05:32:15 Wita," ungkap Rosa.
Meskipun demikian ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dan menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. "Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujarnya.