Kamis 20 Aug 2020 06:18 WIB

Sejarah Hari Ini: Marinir AS Dikerahkan Ke Lebanon

Pengerahan ini awal dari bencana bagi pasukan AS.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Kedubes Amerika Serikat (AS) di Beirut, Lebanon pascaserangan bom bunuh diri pada 18 April 1983.
Foto: wikipedia.org
Kedubes Amerika Serikat (AS) di Beirut, Lebanon pascaserangan bom bunuh diri pada 18 April 1983.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pada 20 Agustus 1982, dalam masa Perang Saudara Lebanon, pasukan multinasional termasuk 800 Marinir Amerika Serikat (AS) mendarat di Beirut untuk mengawasi penarikan pengungsi Palestina dari Lebanon. Pengerahan ini adalah awal dari misi tidak mulus yang akan berlangsung selama 17 bulan serta menyebabkan 262 prajurit AS tewas.

Seperti dilansir History, pada 1975, perang saudara berdarah meletus di Lebanon. Para gerilyawan Muslim Palestina dan sayap kiri memerangi milisi Partai Christian Phalange, komunitas Kristen Maronit, dan kelompok lainnya. Selama beberapa tahun berikutnya, intervensi Suriah, Israel, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa gagal menyelesaikan pertempuran antarfaksi.

Pada Agustus 1982 pasukan multinasional tiba untuk mengawasi penarikan Palestina dari Lebanon. Marinir meninggalkan wilayah Lebanon pada 10 September, namun kembali pada 29 September setelah pembantaian pengungsi Palestina oleh milisi Kristen. 

Keesokan harinya, Marinir AS pertama tewas dalam misi tersebut saat menjinakkan bom. Pada 18 April 1983, kedutaan besar AS di Beirut dihancurkan oleh bom mobil yang menewaskan 63 orang, termasuk 17 orang Amerika. Kemudian, pada 23 Oktober, milisi Lebanon menghindari tindakan pengamanan dan mengendarai truk berisi bahan peledak ke barak Marinir AS di Beirut yang menewaskan 241 personel militer AS. 

Sekurangnya 58 tentara Prancis juga termasuk yang tewas hampir secara bersamaan dalam serangan teroris bunuh diri yang terpisah. Pada 7 Februari 1984, Presiden Ronald Reagan mengumumkan berakhirnya partisipasi AS dalam pasukan penjaga perdamaian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement