REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un akan memutuskan rencana lima tahun untuk mendongkrak perekonomian dalam sebuah kongres partai yang berkuasa pada tahun depan. Lewat sebuah rapat pleno yang digelar pada Rabu (19/8), disepakati bahwa kongres akan berlangsung pada Januari 2021 untuk menetapkan rencana pembangunan yang strategis dan taktis.
Pertemuan politbiro itu dilakukan ketika Korut sedang berupaya untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona, dan mengatasi kerusakan akibat banjir. Dalam pidatonya, Kim mengatakan bahwa Korut sedang menghadapi tantangan tak terduga.
"Kita menghadapi tantangan tak terduga dan tak terhindarkan dalam berbagai aspek serta situasi di kawasan," ujar Kim dalam laporan kantor berita pemerintah, KCNA.
Kim mengatakan, perekonomian Korut tidak kunjung membaik akibat sanksi internasional. Dengan demikian pencapaian tujuan ekonomi nasional yang direncanakan tertutnda dan tidak ada peningkatan taraf hidup masyarakat.
"Ekonomi tidak membaik dalam menghadapi situasi internal dan eksternal yang parah dan berbagai tantangan tak terduga. Dengan demikian, pencapaian tujuan perbaikan ekonomi nasional yang direncanakan sangat tertunda dan taraf hidup masyarakat tidak meningkat," ujar laporan KCNA mengutip rapat pleno.
Korut menggelar kongres terakhir kali pada 2016. Ketika itu, Kim mengumumkan rencana ekonomi lima tahun untuk pertama kalinya sejak 1980-an. Dia berjanji tidak menggunakan senjata nuklir, kecuali jika kedaulatan Korut dilanggar oleh negara lain dengan senjata nuklir.
Kongres 2016 merupakan momen saat Kim secara resmi terpilih menjadi ketua Partai Buruh. Tahun lalu, Kim berjanji untuk membuat sebuah terobosan dalam pembangunan ekonomi yang mandiri. Hal ini sebagai langkah untuk menghadapi ketatnya sanksi internasional.