REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 20 Agustus 2020, umat Islam memasuki tahun baru Hijriyah atau 1 Muharram 1442 Hijriyah. Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam menyampaikan bahwa tahun baru Hijriyah substansinya transformasi atau berubah ke arah yang lebih baik.
"Tahun baru Hijriyah substansinya transformasi ke arah yang lebih baik, jadi kita mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk mensyukuri apa yang telah kita alami bersama dan Allah berikan kepada kita," kata Dirjen Bimas Islam Kemenag, Prof Kamaruddin Amin kepada Republika, Kamis (20/8).
Prof Kamaruddin menyampaikan, di momen tahun baru Hijriyah ini umat Islam perlu bersyukur dan melakukan langkah-langkah terbaik untuk hari esok yang lebih baik. Supaya umat Islam ini bisa lebih kuat, semakin berkualitas, dan lebih bermutu. Supaya kehidupan beragama lebih bermutu dan bisa berkontribusi untuk kehidupan berbangsa serta bernegara.
Intinya dalam momentum tahun baru Hijriyah ini ingin menjadikannya sebagai momentum untuk umat Islam meningkatkan komitmen, membangun keumatan dan kebangsaan. "Komitmen untuk menjadi lebih baik, komitmen untuk bisa lebih berkualitas, dan komitmen untuk berkontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, itu yang kita ajak ke umat Islam indonesia," ujarnya.
Saat ini umat Islam memasuki tahun baru 1442 Hijriyah di masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Prof Kamaruddin mengingatkan, kalau umat Islam ingin melaksanakan kegiatan seremonial atau aktivitas terkait tahun baru Hijriyah, harus tetap menyadari sekarang sedang berada pada masa pandemi Covid-19. Sehingga kerumunan sebaiknya dihindari dan protokol kesehatan tetap dilaksanakan.
"Sehingga jangan sampai aktivitas untuk menyambut tahun baru Hijriyah ini menjadi klaster baru dalam penyebaran Covid-19, itu yang harus kita pastikan bersama-sama," jelasnya.