REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai semangat gotong royong PDI Perjuangan menjadi modal dasar dan identitas partai untuk memenangkan kontestasi di mana pun berada. Semangat gotong royong itu yang membuat PDIP berbeda dengan partaipolitik lainnya.
"Jadi umumnya partai, setelah memberikan rekomendasi, kemudian perannya hilang tenggelam.Tetapi tadi Mas Bambang Pacul sudah sangat terang benderang menjelaskan komitmen PDI Perjuangan yang bukan sekadar meminang tetapi juga meyakinkan bahwa calon yang diusung itu menang dan dikawal proses pemenangannya hingga sampai pada proses cover endingnya," kata Burhanuddin yang juga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia saat menjadi pemateri dalam Sekolah Partai Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah gelombang pertama melalui virtual, Sabtu (22/8).
Hadir Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Bambang 'Pacul' Wuryanto sebagai pemateri.
"Jadi apresiasi tentu saja buat PDIP di bawah Ibu Megawati dan Mas Bambang Pacul sebagai Ketua Bappilu agar calon tidak kehilangan arah," tambah dia.
Burhanuddin mencontohkan, banyak kepala daerah yang dimenangkan justru oleh sistem PDI Perjuangan. Contoh-contoh itu banyak menonjol di Jawa Tengah di mana basis massa PDI Perjuangan sangat kuat dan tegak lurus.
Untuk di konstestasi daerah paling rumit seperti Jakarta, kata Burhanuddin, PDI Perjuangan telah membuktikannya di Pilgub DKI 2012. Saat itu, PDI Perjuangan mendukung pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama.
"Saya ingat betul waktu Pak Jokowi diusung sebagai calon Gubernur DKI Jakarta 2012. Waktu itu modal pertama kali Pak Jokowi maju disurvei itu 3,8 persen, bisa cek data saya. Kemudian 6 bulan sebelum pilkada elektabilitas 8 persen, yang kenal cuma 15 persen, tetapikan PDI Perjuangan luar biasa melakukan gotong royong politik ini semua infrastruktur partai dikerahkan," kata Burhanuddin.
Burhanuddin memandang PDI Perjuangan juga mengerahkan gerakannya ke pinggiran Jakarta. Bahkan, PDI Perjuangan mengganggap kemenangan Jokowi bukan urusan personal, melainkan pertaruhan atau ujian martabat.
"Akhirnya setiap bulan ada kenaikan dan Pak Jokowi, saya ingat tidak pernah menyalahkan survei, kalaupun toh surveinya itu tidak memberikan kabar baik, dia terima dan bekerja untuk merubah hasil survei itu menjadi kemenangan. Mental semacam ini harus ditiru oleh semua calon yang diusung PDIP," kata dia.
Kontestasi politik yang terjadi pada 2017 dan 2018 yang lalu juga membuat PDI Perjuangan semakin dewasa. Bagaimanapun, kata dia, hanya PDI Perjuangan partai politik satu-satunya yang memenangkan pemilu dua kali berturut-turut di Indonesia.
"Sebelumnya tidak pernah ada preseden di mana partai bisa mengulang kemenangan. Baru kali ini, 2019 kemarin. Nah kalau misalnya Pilkada ini terutama 2020 bisa dimenangkan secara telak, itu bisa menjadi modal buat PDI Perjuangan mencetak hattrick kemenangan pada 2024," kata dia.