REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar Tradisi Lembah Merapi Bukit Gununggono di Desa Banyubiru, Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah kembali dibuka.
Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan kondisi pandemi Covid-19 telah membawa dampak yang luar biasa bagi sendi-sendi kehidupan segenap anak bangsa, baik sendi ekonomi, sosial kemasyarakatan, budaya, maupun sendi-sendi yang lain.
"Wabah ini memang telah banyak menguras energi, tenaga, dan pikiran serta menjadi fokus perhatian pemerintah dalam penanganannya. Semua orang mesti mampu beradaptasi dan memulihkan dari keterkejutan situasi saat ini. Pandemi juga menimbulkan dampak besar terutama pada sektor pariwisata dunia, termasuk Indonesia," katanya.
Zaenal menyampaikan kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil termasuk di dalamnya para pedagang pasar tradisi merupakan kegiatan usaha yang perlu mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Magelang dalam rangka menumbuhkan semangat kerja dan berwirausaha, sekaligus untuk menumbuhkan kesadaran pariwisata tradisional dan pariwisata alam yang akhir-akhir ini tumbuh dengan pesat.
Sebelum mendapatkan izin untuk dibuka kembali dari Bupati Magelang, Pasar Tradisi Lembah Merapi juga telah melalui proses pengecekan dan pemantauan diterapkannya protokol kesehatan dalam melakukan aktifitasnya kembali, seperti menyediakan fasilitas mencuci tangan, para pengunjung harus mengenakan masker, dan harus dicek suhu tubuhnya.
Pasar Tradisi lembah Merapi Gununggono menyajikan kuliner asli daerah yang dinikmati oleh para pengunjungnya, seperti, kacang godok, tiwul, growol, gathot, cethil, maupun jajanan khas tradisional lainnya.
"Kami instruksikan kepada Kepala Disparpora Kabupaten Magelang agar memberikan perhatian kepada para pedagang pasar tradisi semacam ini. Namun kami tetap wanti-wanti kepada para pedagang, pengunjung, dan warga agar tetap mematuhi protokol kesehatan melalui instruksi Bupati Magelang nomor 3 tahun 2020," katanya.
Kepala Desa Banyubiru Wintoro mengatakan sejak Pasar Tradisi Lembah Merapi dibuka awal tahun 2019, perputaran uang mencapai Rp1,5 miliar. Namun, sejak terdampak COVID-19 dan harus berhenti beroperasi selama enam bulan terdapat 37 lapak pedagang yang telah rusak.
"Saya berharap dengan dibukanya kembali lokasi ini oleh Bupati Magelang, ke depannya perekonomian masyarakat di sini kembali normal. Beberapa kendala infrastruktur yang masih kurang, bisa bertahap ditata kembali, tentuya dengan arahan Bupati Magelang," kata Wintoro.