REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Kapten Bayern Muenchen, Manuel Neuer, menilai, timnya sebenarnya sempat kesulitan untuk membangun serangan pada awal-awal laga final Liga Champions, Senin (24/8) dini hari WIB. Namun, seiring berjalannya laga, Die Bayern mampu membangun kembali kepercayaan diri dan berhasil menggasak Paris Saint Germain, 1-0, dalam partai yang digelar di Stadion Da Luz, Lisbon, Portugal, tersebut.
Pada 10 menit awal laga, Muenchen memang sempat beberapa kali kecolongan oleh serangan yang dibangun trio lini serang PSG, Neymar, Kylian Mbappe, dan Angel di Maria. Bahkan, Neymar sempat mendapatkan peluang emas saat mampu lolos dari jebakan offside dan melepaskan tembakan. Namun, bola hasil tembakan pemain termahal sejagat itu masih bisa dihalau oleh Neuer.
Tercatat, untuk pertama kalinya sejak kompetisi kembali bergulir pasca pandemi Covid-19, Muenchen gagal mencetak gol pada babak pertama. Kebuntuan serangan Muenchen ini pun diakui oleh Neuer. Menurut kiper asal Jerman itu, timnya cenderung terburu-buru dan kurang percaya diri dalam membangu serangan, terutama pada awal-awal laga.
''Kami kurang lepas dan santai dalam membangun serangan, mungkin hal itu terjadi karena kami kurang memiliki kepercayaan diri pada awal-awal laga,'' tutur Neuer kepada Sky seperti dilansir laman resmi UEFA, Senin (24/8).
Kendati begitu, saat laga memasuki babak kedua, Muenchen bisa tampil lebih baik. Puncaknya, Die Bayern sukses membongkar pertahanan PSG pada menit ke-58 lewat tandukan Kingsley Coman setelah memanfaatkan asisst dari Joshua Kimmich. Gol semata wayang itu sudah cukup membawa Muenchen meraih trofi Liga Champions musim ini, sekaligus menjadi gelar juara keenam klub asal Bavaria itu di kompetisi paling elit antar klub Eropa tersebut.
''Sangat sulit mengungkapkan kegembiraan yang kami rasakan saat laga benar-benar berakhir. Kemenangan itu adalah buah dari penampilan tim secara keseluruhan. Saya tidak pernah merasa begitu senang bermain dengan sebuah tim,'' tutur penjaga gawang berusia 34 tahun tersebut.
Terlepas dari pujian terhadap rekan-rekan setimnya, laga tersebut sebenarnya juga menjadi ajang pembuktian kemampuan Neuer. Mantan kiper Stuttgart itu sukses melakukan tiga penyelamatan gemilang dan mencatatkan clean sheet di laga tersebut. Performa Neuer di laga itu pun dipuji habis-habisan oleh pelatih Muenchen, Hansi Flick.
''Laga itu adalah laga dengan intensitas yang tinggi dan kedua tim bisa menciptakan peluang yang begitu baik. Kami memiliki kiper terbaik di dunia, Manuel Neuer, dan dia membuat kami tetap berada di laga tersebut,'' tutur Flick di laman resmi UEFA.
Buat Neuer, ini merupakan gelar Liga Champions keduanya bersama Muenchen. Sebelumnya, Neuer berhasil memboyong trofi Liga Champions ke Stadion Allianz Arena pada musim 2012/2013 silam. Atas pencapaian ini, penjaga gawang legendaris timnas Jerman, Olivier Kahn, tidak ragu-ragu menyebut Neuer sebagai kiper terbaik yang pernah dimiliki oleh Jerman.
''Manu (Neuer) melakukan sejumlah penyelamatan gemilang di laga itu. Meski gawangnya tidak selalu mendapatkan ancaman, tapi dia selalu mampu tampil maksimal di momen-momen kunci. Itulah yang membuat seorang pemain menjadi kiper yang hebat. Dengan trofi yang telah dia raih, satu gelar Piala Dunia dan dua titel Liga Champions, bisa dibilang dia adalah kiper terbaik asal Jerman,'' ujar Kahn seperti dikutip laman resmi UEFA.