REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jadwal penyuntikan vaksin Covid-19 atau plasebo bagi Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil sudah keluar. Ridwan Kamil akan memulai rangkaian uji klinis vaksin Covid-19 produksi Sinovac pada Selasa (25/8). Berdasarkan jadwal, Ridwan Kamil akan memulai rangkaian uji klinis tersebut di UPT Puskesmas Garuda pada pukul 13.00 WIB.
Menurut Ridwan Kamil, sebagai persiapan dalam sepekan terakhir ia mencoba memaksimalkan kebugaran. Yakni, dengan berolah raga, makan juga diatur tidak asal-asalan, bahkan batin juga diperhatikan. Caranya dengan meningkatkan ibadah serta banyak membaca.
Dalam proses tersebut, Ridwan Kamil akan ditemani oleh istrinya Atalia Praratya yang sering disapa Bu Cinta. "Iya diantar tapi setelah masuk ruangan harus steril. Doakan saja," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin malam (24/8).
Saat ditanya kesiapan secara mental, Emil mengatakan wajar kalau was-was. Namun Emil sudah dibekali banyak informasi sehingga ia lebih tenang.
"Sehingga sekarang tidak was-was tapi lebih pada persiapan fisik supaya pas dilakukan kondisinya prima. Jadi besok pagi mengawali pagi, saya olahraga dulu, tidur banyak juga," katanya.
Emil mengatakan, semua itu risiko yang harus diambil dirinya untuk meyakinkan masyarakat. Karena, nasihat dari ibunya adalah kalau ada rebutan rezeki maka rakyat di depan pemimpin belakangan.
"Kalau ada ramai kekhawatiran, sebaliknya pemimpin yang di depan duluan baru rakyat belakangan. Kemarin kalau saya tidak melakukan keputusan itu saya khawatir berkepanjangan spekulasi, berita bohong, hoaks, bahwa rakyat dikorbankan jadi kelinci percobaan," paparnya.
Harapannya, tindakannya bisa menenangkan publik. Ia bisa menjadi saksi kalau vaksin berhasil dan kalau gagal seperti apa.
"Dan ini bagian dari bela negara, kalau ada perang tiba-tiba ada keputusan harus eksperimen semua orang harus bersemangat supaya menang perang, karena ini tes alat senjata untuk melawan musuh. Kalau tidak dites bagaimana, kita akan hidup di dalam ketidakpastian," katanya.
Menurut Emil, semua harus disyukuri karena ternyata Indonesia bisa memproduksi sendiri. Jadi, kita tak membeli barang jadi yang nanti dipermainkan segala rupa. "Tapi kita memproduksi yang pabriknya ada di Jabar," katanya.