REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND — Seorang penumpang pesawat dikeluarkan dari penerbangan Whangarei menuju Auckland di Selandia Baru setelah memberikan candaan bahwa ia dan teman-temannya membawa bom. Kejadian tersebut bukan pertama kalinya sebuah lelucon menghancurkan rencana perjalanan seseorang.
Dilansir The Independent pada Senin (24/8), Air New Zealand dijadwalkan akan berangkat pada Senin (24/8). Candaan pun mulai mereka lontarkan. Pihak keamanaan yang merasa curiga dengan candaan yang mereka lakukan lalu menindak kelompok tersebut.
Ketika pelancong dan barang-barangnya dikeluarkan dari pesawat, pihak kemanaan lalu melakukan pemeriksaan. Pihak maskapai Air New Zealand mengonfirmasi mereka mengikuti standar protokol keamanan apabila ditemukan potensi masalah keamanan.
Insiden tersebut tampaknya dipicu oleh lelucon yang dibuat kerabat dari penumpang tersebut. Polisi menyebutkanseorang pria dan wanita membantu penyelidikan mereka setelah seseorang menuduh satu lainnya membawa bahan peledak.
Polisi pun melakukan penggeledaan ekstensif terhadap barang-barang penumpang tersebut dan tidak ditemukan adanya barang yang dapat mengancam keselamatan publik. Polisi juga menambahkan bahwa masalah tersebut sekarang telah diselesaikan.
Manajer Bandara Distrik Whangarei, Michael Chubb, membenarkan salah satu dari kelompok mereka yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. Akibatnya kelompok tersebut tidak boleh mengikuti penerbangan pesawat tersebut dan penerbangan lepas landas sesuai jadwal menuju Auckland.
Pada 2018, seorang penumpang di maskapai penerbangan India dikeluarkan dari pesawat setelah ia kedapatan mengikatkan sapu tangan di wajahnya seakan-akan ia adalah teroris di platform Snapchat. Penumpang bernama Yogvedant Poddar ditahan polisi setelah penumpang lain memberi tahu kru pesawat bahwa ia menyebutkan kata-kata berupa ‘teroris’ dan ‘hancurkan’.