Selasa 25 Aug 2020 12:28 WIB

Ilmuwan Sebut Inti Bumi Berusia Lebih Muda dari Perkiraan

Inti Bumi secara khusus terbuat dari besi, diantara dua landasan berlian.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Inti Bumi.
Foto: ABC News
Inti Bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu miliar tahun mungkin terdengar sebagai usia yang sangat tua, serta menjadi waktu yang sangat panjang. Angka tersebut diperkirakan sebagai usia inti Bumi. Namun, terbaru ilmuwan meyakini inti bumi berusia lebih muda dari perkiraan sebelumnya.

Dilansir CNN, tim peneliti dari University of Texas mampu memperkirakan usia inti Bumi dengan menciptakan kondisi yang mirip di dalam ruang laboratorium. Dibutuhkan waktu dua tahun untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan mereka mampu menciptakan kembali kondisi ini dengan memeras sampel besi yang dipanaskan dengan laser.

Baca Juga

Inti Bumi secara khusus terbuat dari besi, diantara dua landasan berlian. Para peneliti memperkirakan bahwa inti Bumi berusia antara satu hingga 1,3 miliar tahun, yang berada di ujung bawah spektrum.

Sebelumnya, inti Bumi diperkirakan berusia antara 1,3 hingga 4,5 miliar tahun. Satu perkiraan baru-baru ini menempatkannya lebih rendah pada 565 juta tahun. Studi diterbitkan pada awal bulan ini di Physical Review Journals, jurnal peer-review dari American Physical Society.

Eksperimen tersebut juga memberi para peneliti gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana inti menghantarkan panas dan sumber energi yang menggerakkan geodynamo Bumi. Geodynamo adalah mekanisme yang menopang medan magnet Bumi, yang melindungi planet dari sinar kosmik berbahaya dan membantu kompas mengarah ke Utara, menurut para peneliti.

"Orang-orang sangat ingin tahu dan bersemangat mengetahui tentang asal usul geodynamo, kekuatan medan magnet, karena mereka semua berkontribusi pada kelayakan planet," ujar ketua peneliti Jung-Fu Lin, seorang profesor University of Texas.

Dengan inti bumi yang sebagian besar terbuat dari besi, inti dalam padat dan inti terluar adalah cair. Para peneliti percaya bahwa efektivitas besi dalam mentransfer panas melalui konduktivitas termal adalah salah satu faktor kunci dalam menentukan sejumlah atribut tentang inti, termasuk kapan inti bagian dalam mungkin telah terbentuk.

Dengan menciptakan kembali kondisi inti, di mana tekanan lebih dari 1 juta atmosfer dan suhunya dapat mendekati suhu yang ditemukan di permukaan matahari, memungkinkan para peneliti untuk mengukur konduktivitas besi.

Lin mengungkapkan setelah benar-benar mengetahui berapa banyak fluks panas dari inti luar ke mantel bawah, Anda dapat benar-benar memikirkan kapan Bumi cukup dingin hingga inti dalam mulai mengkristal.

Menggunakan informasi tentang konduktivitas dan perpindahan panas dari waktu ke waktu, memungkinkan para peneliti untuk membuat perkiraan yang lebih tepat dari usia inti dalam. Ini juga sekaligus menunjukkan bahwa pembentukan inti dalam memainkan peran penting dalam menciptakan medan magnet Bumi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement