REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli geologi Allan Krill menemukan sebuah batu besar yang jatuh di sisi jalan setapak saat sedang mendaki di sepanjang jalur Grand Canyon National Park’s Bright Angel pada 2016. Saat itu, ia bersama dengan sekelompok mahasiswa dari University of Nevada, Las Vegas (UNLV) Amerika Serikat (AS) menyadari ada tanda aneh yang menyerupai jejak kaki di batu tersebut.
Dari sana, Krill mengabadikan gambar dari batu tersebut, kemudian mengirimkan foto-foto penemuannya kepada Stephen Rowland yang merupakan seorang ahli paleontologi di UNLV. Tak disangka, tanda aneh di batu yang seperti jejak kaki adalah jejak kaki fosil purba.
Penemuan ini awalnya diumumkan pada Pertemuan Tahunan Society of Vertebrate Paleontology pada 2018. Sekarang, dalam makalah baru yang diterbitkan minggu lalu di PLOS One, Rowland memperkirakan bahwa jejak tersebut bisa berusia sekitar 313 juta tahun, menjadikannya fosil vertebrata tertua yang pernah ditemukan di Taman Nasional Grand Canyon.
Shaena Montanari dari Arizona Republic mengatakan jejak kaki ini bisa menjadi beberapa bukti paling awal dari hewan bertelur dengan cangkang keras yang dikenal sebagai amniote di dunia. Rowland juga mengatakan bahwa ini adalah jejak vertebrata tertua di Grand Canyon, yang dikenal dengan jejak fosil yang melimpah.
“Ini adalah salah satu jejak tertua di Bumi dari hewan bertelur bercangkang, seperti reptil, dan bukti paling awal dari hewan vertebrata yang berjalan di bukit pasir,” ujar Rowland, dilansir Smith Sonian Magazine, Rabu (26/8).
Batu yang ditemukan oleh Krill memiliki berat ratusan pon dan telah jatuh dari Formasi Manakacha (bongkahan besar batu pasir yang berusia sekitar 314 juta tahun). Jejak tersebut terbentuk saat basah dan kemudian tertutup pasir, yang mempertahankan tanda tersebut selama jutaan tahun.
Dua set jejak yang dibuat oleh hewan purba terlihat jelas di permukaan batu tersebut. Dengan melihat penelitian sebelumnya tentang usia Formasi, para ilmuwan dapat memperkirakan umur jejak kaki tersebut sekitar 313 juta tahun.
Dari jejak yang bisa dibuat Rowland, dua hewan reptil berbeda menyeberang secara diagonal di atas tempat ini. Salah satu hewan itu panjangnya sekitar satu kaki, dan menggunakan jalan berurutan lateral. Kaki kiri belakang bergerak dan kemudian kiri depan, lalu kanan belakang dan kanan depan dan seterusnya.
Para ilmuwan tidak dapat memastikan apakah jejak tersebut berasal dari dua hewan yang berbeda atau hewan yang sama pada waktu yang berbeda. Set trek kedua bergerak sedikit lebih cepat dari yang pertama.
“Spesies tetrapoda yang hidup, seperti anjing dan kucing, misalnya secara rutin menggunakan gaya berjalan berurutan lateral saat mereka berjalan perlahan, jejak yang ditemukan mendokumentasikan penggunaan gaya berjalan ini di awal sejarah hewan vertebrata. Kami sebelumnya tidak memiliki informasi tentang itu,” jelas Rowland dalam pernyataannya.
Sementara itu, Montanari mengatakan sekitar 300 juta tahun yang lalu, Arizona adalah dataran pantai, dengan bukit pasir yang tertiup angin dekat dengan ekuator. Temuan ini juga mewakili bukti paling awal dari amniota yang hidup di bukit pasir, mendahului bukti lain setidaknya selama delapan juta tahun.
Mark Nebel, manajer program paleontologi di Grand Canyon, mengatakan bahwa beberapa kesimpulan dalam studi Rowland mungkin terbukti kontroversial. Ia mengatakan ada banyak ketidaksepakatan dalam komunitas ilmiah tentang menafsirkan jejak, menafsirkan usia batuan, terutama menafsirkan jenis hewan yang membuat jejak ini.
Namun, Nebel mengatakan bahwa penemuan itu menarik. Secara khusus ia menyebut karena batu besar itu tergeletak di depan mata.
“Banyak orang berjalan melewatinya dan tidak pernah melihatnya. Ilmuwan memiliki mata yang terlatih. Sekarang mereka tahu ada sesuatu di sana, itu akan menarik lebih banyak minat,” kata Nebel.