Kamis 27 Aug 2020 02:10 WIB

Ciri Khas PTKIN Keseimbangan Ilmu Umum dan Agama

Ilmu umum dan agama ciri khas PTKIN.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ciri Khas PTKIN Keseimbangan Ilmu Umum dan Agama. Foto: Pengamat Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah, Jejen Musfah.
Foto: Dok Republika
Ciri Khas PTKIN Keseimbangan Ilmu Umum dan Agama. Foto: Pengamat Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah, Jejen Musfah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) seperti Universitas Islam Negeri (UIN) memiliki keseimbangan antara ilmu umum dan ilmu agama. Hal inilah yang menjadi ciri khas PTKIN dan pembedanya dari kampus-kampus lainnya.

Pengamat Pendidikan Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jejen Musfah mengatakan, apa kekhasan UIN sehingga banyak orang masih mempercayakan UIN sebagai tempat pendidikan lanjutan untuk anak-anaknya. Kekhasan itu adalah keseimbangan antara ilmu umum dan ilmu agama.

Baca Juga

"Meski belajar program studi umum (di UIN) tapi mahasiswa dapat mata kuliah keagamaan seperti bahasa Arab dan praktik ibadah dan qiraat, juga ada budaya keagamaan," kata Jejen kepada Republika, Selasa (25/8)

Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) menyampaikan bahwa peminat atau calon mahasiswa baru di PTKIN semakin meningkat setiap tahunnya. Mereka mencatat tahun 2018 ada sebanyak 103.444 calon mahasiswa PTKIN, tahun 2019 sebanyak 122.981 calon mahasiswa, dan tahun 2020 ada sebanyak 135.444 calon mahasiswa yang ingin masuk kampus UIN, IAIN dan STAIN.

Menurut Pengamat Pendidikan Islam dari UIN Jakarta ini ada faktor yang membuat PTKIN dalam hal ini UIN semakin diminati. Di antaranya faktor fakultas keguruan karena profesi guru saat ini menjanjikan kesejahteraan. "Ada sertifikasi guru, mengajar di sekolah-sekolah elit juga menjanjikan (kesejahteraan)," ujarnya.

Faktor lain UIN semakin diminati calon mahasiswa, menurutnya karena faktor program studi dan fakultas umum yang ada di UIN. Seperti program studi sains, politik, dan kedokteran. Bahkan program studi umum lebih diminati dibanding program studi agama.

Jejen juga mengingatkan masih ada yang perlu ditingkatkan dan menjadi perhatian PTKIN. Yaitu penguatan bahasa asing, jiwa wirausaha, dan kreativitas serta inovasi riset dalam bentuk artikel dan buku.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement