REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah di daerah itu telah memperoleh kucuran bantuan langsung tunai dari pemerintah pusat sebesar Rp4,2 miliar.
"Kalau berapa yang sudah dapat, kami belum tahu, tapi beberapa hari lalu sudah ada kucuran untuk UMKM Bantul. Untuk yang lewat Bank BRI saja sebesar Rp4,2 miliar, kalau dibagi Rp2,4 juta berapa itu?," kata Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Bantul Agus Sulistiyana saat dihubungi, Rabu (26/8).
Setidaknya ada sebanyak 1.750 pelaku UMKM di Bantul yang sudah mendapat BLT masing-masing sebesar Rp2,4 juta, meski begitu masih ada kucuran lewat bank lain yang ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan bantuan guna pemulihan ekonomi UMKM akibat pandemi COVID-19 ini.
"Kemudian ada yang dikucurkan lewat Bank BNI, tetapi saya tidak tahu nominalnya berapa, kalau dari BRI kemarin kebetulan kami diundang pas peluncurannya, sehingga kami tahu berapa yang telah dikucurkan," katanya.
Meski demikian, kata dia, bantuan dari pemerintah yang digelontorkan untuk para UMKM Bantul lewat perbankan masih akan bertambah karena bantuan yang sudah direalisasikan baru tahap awal, dan masih ada tahap berikutnya menunggu proses verifikasi data UMKM lainnya.
"Itu datanya yang usulkan beberapa lembaga termasuk dari kami juga mengusulkan, kalau usulan saya pertama itu sekitar 49 ribu, terus di-'cleansing' menjadi sekitar 40 ribu, dan di'cleansing' lagi menjadi 36 ribuan, tetapi dari lembaga lain seperti perbankan juga mengusulkan," katanya.
Dia mengatakan ada beberapa kriteria bagi UMKM yang bisa mendapat bantuan modal secara cuma-cuma tersebut, di antaranya merupakan nasabah yang tidak punya daftar hitam di bank dan usahanya terdata dalam database pemerintah.
"Jadi yang sudah dapat kucuran itu sebagian dari usulan kami, memang sekarang ini masih tahap pertama, dan informasinya se-Indonesia sudah sekitar 1,5 juta UMKM, kemudian sampai dengan akhir Agustus nanti kira-kira sebanyak 4,5 juta, sampai pertengahan September sebanyak 12 juta," katanya.