Kamis 27 Aug 2020 17:06 WIB

Metode Wolbachia di Yogya Tekan Kasus DBD Hingga 77 Persen

Metode Wolbachia tersebut dijalankan bersama Universitas Gadjah Mada (UGM).

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Infografis Demam Berdarah Dengue
Foto: Republika
Infografis Demam Berdarah Dengue

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menekan kasus demam berdarah dengue menggunakan metode Wolbachia. Metode ini dilakukan dengan melepas nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia melalui program World Mosquito Program (WMP) yang sudah dijalankan. 

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, metode tersebut dapat menekan kasus DBD di Kota Yogyakarta sebesar 77 persen. Metode Wolbachia tersebut dijalankan bersama Universitas Gadjah Mada (UGM). 

"Masyarakat sangat senang karena lokasi tempat tinggalnya sudah jarang ditemukan kasus DBD. Sudah dibuktikan, lokasi langganan dengue setelah disebar Wolbachia menjadi turun," kata Heroe.  

Pihaknya pun terus memperluas pelepasan nyamuk ber-Wolbachia. Hingga saat ini, metode Wolbachia belum diterapkan di seluruh wilayah di Kota Yogyakarta 

Wilayah yang belum salah satunya di Kecamatan Kotagede. Heroe menyebut, pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di kecamatan ini akan dilakukan pada awal September 2020. 

"Yang belum mendapat intervensi Wolbachia justru angka kejadian demam berdarah belum menurun. Sehingga meminta segera disebarkan nyamuk Wolbachia. Daerah Kotagede belum, penyebaran Wolbachia mulai pekan depan," ujarnya. 

Peneliti Utama WMP, Adi Utarini mengatakan, metode Wolbachia terbukti efektif dalam menurunkan kasus DBD. Setidaknya, metode ini menurunkan angka kasus DBD di 35 kelurahan dari total 45 kelurahan yang ada di Kota Yogyakarta. 

Adi menuturkan, pihaknya sendiri telah menyelesaikan penelitian pengembangan teknologi Wolbachia khusus untuk Kota Yogyakarta. Penelitian ini sudah dilakukan sejak 2017 lalu. 

Tidak hanya di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul juga dijadikan sampel sebagai penerapan metode Wolbachia. Walaupun begitu, penelitian tersebut akan terus dilanjutkan di kabupaten lainnya yang ada di DIY. 

Diharapkan, kasus DBD di seluruh kota dan kabupaten di DIY dapat ditekan melalui metode tersebut. Sehingga, tidak hanya DIY nantinya, provinsi lain di Indonesia juga dapat menerapkan metode tersebut. 

"Lewat hasil penelitian ini kita yakin masyarakat bisa menerima, namun yang cukup penting bisa diterapkan di daerah lain. Kita harus mampu memproduksi telur nyamuk Wolbachia lebih banyak," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement