Senin 31 Aug 2020 16:39 WIB

Insentif Petugas Pemulasaraan Jenazah Masih Tunggu Regulasi

Pencairan insentif untuk para petugas pemulasaraan hanya tinggal menunggu regulasi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Petugas pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, menggunakan APD yang bertuliskan curhatan mereka, Kamis (20/8).
Foto: Dok. Petugas Pemulasaraan Jenazah RSUD dr Soe
Petugas pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, menggunakan APD yang bertuliskan curhatan mereka, Kamis (20/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya telah menyediakan anggaran untuk insentif petugas pemulasaraan jenazah di RSUD dr Soekardjo. Namun, hingga kini insentif itu belum juga dapat dicairkan lantaran masih menunggu regulasi. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan mengatakan, pihaknya telah meminta RSUD dr Soekardjo untuk menyiapkan usulannya ke Pemkot Tasikmalaya. Berdasarkan usulan itu, anggaran insentif itu baru akan ditetapkan melalui Keputusan Wali Kota Tasikmalaya. 

"Pekan ini kita minta sudah fix dari RSUD. Kalau usulan sudah masuk, kita bisa segera atur regulasinya," kata dia, Senin (31/8).  Ivan meminta para petugas pemulasaraan jenazah untuk sabar. Ia memastikan insentif untuk petugas pemulasaraan pasti akan disalurkan.

Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengatakan, insentif untuk petugas pemulasaraan sengaja dianggarkan melalui APBD Kota Tasikmalaya. Sebab, insentif bagi petugas pemulasaraan tak dianggarkan dari Kementerian Kesehatan. 

Menurut dia, pencairan insentif untuk para petugas pemulasaraan hanya tinggal menunggu regulasi. Sementara anggarannya sudah tersedia. "Tak bisa sembarangan, kita harus hati-hati menyangkut anggaran," ujar dia. 

Sebelumnya, tim pemulasaraan jenazah Covid-19 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya mengeluarkan isi hati mereka dalam baju hazmat yang mereka digunakan, pada Kamis dini hari. Ketika mereka sedang mengurus pemakaman jenazah salah satu pasien suspek Covid-19, baju mereka bertuliskan sejumlah kalimat curhat.

Dalam baju hazmat mereka, terdapat tulisan-tulisan seperti "Kerja Tanpa Upah", "kapan Kami cair", "Iraha (Kapan) Cair Insentif?, "Perhatikan Kami", "Enggal Cair Hoyong Kawin (Cepat Cair Mau Menikah)". Tulisan-tulisan itu dibuat sebagai bentu protes lantaran insentif mereka selama menangani jenazah pasien Covid-19 belum juga cair.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement