REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim arkeolog dari Hungaria dan Rumania meyakini telah menemukan makam Raja Andrew II dari Hungaria. Dia berkuasa pada tahun 1205–1235. Tim telah mengidentifikasi tata letak gereja Cistercian yang didirikan secara kerajaan di Egres (Igriș).
Mereka mengatakan bahwa 99 persen meyakini bahwa dua makam yang digali pada tahun lalu adalah tempat peristirahatan terakhir Raja Hungaria Andrew II dan istri keduanya, Jolanta Courtenay.
Institut Arkeologi Universitas Katolik Pázmány Péter dan Museum Banat lokal dari Timișoara memulai program penelitian bersama pada 2013 dengan Daniela Tanase dan Balázs Major sebagai kepala eksekutif penggalian. Dalam sebuah pernyataan, Major mengatakan tim hanya dapat bekerja dua bulan karena pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) yang melanda dunia pada awal tabun ini.
Namun, waktu yang dimiliki tim untuk bekerja berhasil mengungkap tata letak masa lalu gereja, yang saat ini berada di bawah jalan tanah. Itu adalah langkah penting untuk menentukan desain lengkap gereja dan menemukan kuburan di dalamnya, yang mereka temukan tahun lalu.
“Tahun lalu kami 95 persen yakin bahwa menemukan kuburan kerajaan, yang meningkat menjadi 99 persen pada tahun ini. Di antara altar dan makam tahun lalu, masih ada blok yang belum digali, sampai kita membukanya, kita tinggalkan satu persen ketidakpastian itu di sana,” ujar Major dilansir Hungary Today, Senin (31/8).
Major lebih lanjut mengatakan bahwa mungkin saja gereja tersebut telah dijarah selama Invasi Tatar (1241-1241). Suku Tatar dikenal hanya mencuri aksesori dan perhiasan, mengumpulkan sisa-sisa manusia dan menguburnya di tempat lain. Oleh karena itu, masih ada harapan para arkeolog akan menemukan sisa-sisa manusia yang sebenarnya dari sang raja.
Major menjelaskan bahwa pada 2013 adalah pertama kalinya ada orang yang menemukan biara Cistercian, yang tidak diingat oleh siapa pun. Tim arkeolog saat ini mengatakan ingin mengubah nasib gereja. Ia berharap dalam waktu satu tahun rekonstruksi 3D pertama akan tersedia dan dalam dua tahun, mereka ingin mempresentasikan temuan, yang waktunya tepat untuk peringatan 800 tahun Banteng Emas Andrew II dari 1022.