REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Tingginya spesimen yang dites di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bekasi membuat kondisi antrean spesimen membludak. Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menuturkan, antrean spesimen tes Covid-19 di Labkesda sudah hampir 1.000 spesimen.
"Iya cuma di dinkes. Bukan di RSUD, itu kan dia kapasitasnya 90-an, kalau yang di RSUD tinggi (kapasitasnya)," kata Pepen, sapaan akrabnya, di Bekasi, Senin (31/8).
Pepen memerinci, Kota Bekasi, sejatinya memiliki 3 alat untuk melakukan tes polymerase chain reaction (PCR). Dua alat berada di Labkesda dengan kapasitas spesimen masing-masing sebanyak 90 spesimen dan satu alat di RSUD Chasbullah Abdulmadjid dengan kapasitas hingga 300 spesimen.
"27 Agustus ada 1.050-lah iya antrean. Kalau dibuka disebar ada ribuan orang (yang sedang menunggu)," kata dia.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan, rata-rata spesimen yang bisa keluar hasilnya dari laboratorium rata-rata bisa mencapai 120 spesimen. "Itu rata-rata tadi jam 9 pagi dia muter 160 sampel kemarin tanggal 30, yang keluar 20 sampel positif. Artinya kan hampir 15 persen, ada yang hampir 20 bahkan 25 persen," tutur dia.
Hasil spesimen yang baru diketahui itu, ada yang berasal dari spesimen lama. Dia mencontohkan, pada 29 Agustus misalnya, dari 160 spesimen ada 25 hasil yang positif namun dua di antaranya merupakan sampel lama.
Pepen menyebut, pihaknya sudah mendapatkan bantuan alat pemutar portabel dari Pempro Jawa Barat, namun alat itu belum dapat difungsikan karena belum ada reagennya. Saat ini, dia sudah melakukan permintaan kembali ke pihak Pemprov.
"Kita dapat satu portabel tapi belum bisa dipake karena kita diberi kit PCR itu tidak ada reagennya tak ada cairannya makanya tadi bapak pagi minta tanda tangan bikin ke Bandung untuk dilengkapi," jelas dia.