Kamis 03 Sep 2020 11:08 WIB

Islam di Norwegia, Agama Terbesar Kedua Setelah Katolik

Umat Islam di Norwegia pertama kali masuk dalam statistik resmi pada 1980.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Islam di Norwegia, Agama Terbesar Kedua Setelah Katolik. Masjid di Oslo, Norwegia.
Foto: NewsinEnglish
Islam di Norwegia, Agama Terbesar Kedua Setelah Katolik. Masjid di Oslo, Norwegia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi unjuk rasa anti-Islam di parlemen Norwegia digerakkan oleh kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN) akhir pekan lalu. Aksi ini merembet ke kota Malmo, Swedia sebagai episode lanjutan islamofobia di Benua Biru.

Aksi di Norwegia diwarnai perobekan dan peludahan Alquran hingga memancing keributan massa pendukung Islam yang mengadakan demo di waktu yang sama. Polisi kewalahan meredam emosi massa yang terlanjur meletup. Apalagi, setelah barikade ditembus, aksi baku hantam antarmassa sulit dihindari.

Baca Juga

Polisi baru bisa meredam gejolak massa lewat penambahan personel dan penembakan gas merica. Polisi juga akhirnya menangkap sejumlah provokator, termasuk seorang perempuan yang menistakan Alquran.

Ada apa dengan Norwegia dan Islam? 

Sejatinya Islam adalah agama terbesar kedua disana setelah Katolik walau sejumlah lembaga punya angka berbeda soal jumlah populasi Muslim. Lembaga riset Pew mengalkulasi 5,7 persen populasi Norwegia ialah Muslim pada 2016. Statistics Norway memperkirakan 3,29 persen atau 175 ribu orang Norwegia sebagai Muslim pada 2019. 

Kapan Norwegia bersentuhan dengan Islam? 

Buku Yearbook of Muslims in Europe Volume 6 yang terbit pada 2017 mengungkapkan Raja Hakon Hakonsson dari kerajaan Norwegia kuno pernah mengirim hadiah besar pada Sultan kerajaan Tunisia di abad ke-12. Selanjutnya, Sultan mengirim utusan untuk mengucapkan terima kasih sekaligus membuka opsi kerja sama antarkedua kerajaan.

Dalam The Oxford Handbook of European Islam karya Jocelyne Cesari yang terbit pada 2017 menyebut populasi Muslim di Norwegia tak begitu terpantau sampai paruh kedua abad 20. Apalagi disebutkan imigrasi Muslim ke Norwegia cenderung terlambat jika dibandingkan ke negara lain di Eropa. 

Bahkan jumlah Muslim baru pertama kali masuk dalam statistik resmi pada 1980. Kala itu jumlah Muslim diklaim baru 1.006 orang saja.

Data ini didasari dari jumlah keanggotaan masjid atau mushala yang resmi. Diperkirakan jumlah Muslim lebih banyak dari data itu karena banyak Muslim cenderung tak jadi anggota masjid tertentu.

Imigran Muslim yang mengadu nasib ke Norwegia mayoritas berasal dari Palestina, Iran, Irak dan Turki. Sisanya berasal dari negara Timur Tengah lain, pecahan Yugoslavia dan Somalia. Jumlah mereka diperkirakan baru bertambah secara signifikan usai 1960-an. 

Mayoritas Muslim di Norwegia menganut aliran Sunni dan sisanya menganut aliran lain seperti Syiah. Diperkirakan 55 persen Muslim tinggal di kota besar seperti Oslo dan Arkershus.

Islam tak hanya dianut oleh para imigran, sebagian warga asli juga menganutnya. Yousef-Al Nahi dan Vegard Bjørge ialah warga asli yang menjadi mualaf. Keduanya fokus dalam isu toleransi dan hak minoritas di dunia maya dan dunia nyata.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement