Jumat 04 Sep 2020 16:05 WIB

Pemkot Surabaya Razia Konten Pornografi

Operasi konten pornografi tersebut untuk menyikapi adanya kekerasan seksual anak. 

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Konferensi Pers Konten Pornografi Whatsapp. Pegawai Kemkominfo memperlihatkan gambar GIF yang ada di aplikasi Whatsapp.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Konferensi Pers Konten Pornografi Whatsapp. Pegawai Kemkominfo memperlihatkan gambar GIF yang ada di aplikasi Whatsapp.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara serentak menggelar operasi konten pornografi di seluruh wilayah di Kota Pahlawan. Operasi yang digelar mulai Rabu (2/9) tersebut menyasar anak-anak yang nongkrong di warung kopi, kafe, restoran, taman-taman, hingga fasilitas publik lainnya.

Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto memastikan operasi dilakukan dengan cara merazia atau pengecekan handpohe para pelajar SD, SMP, dan anak-anak yang nongkrong tadi. Ketika dalam razia itu ditemukan ada anak yang menyimpan konten pornografi, maka jajaran DP5A bersama psikolognya langsung melakukan outreach.

Bahkan, jika saat itu anak tersebut tidak bersama orang tuanya, maka orang tuanya langsung dipanggil. “Jadi, nanti ditelusuri latar belakangnya hingga tertarik menyimpan konten tersebut. Sehingga nantinya akan diketahui bagaimana proses treatmentnya. Bahkan, orang tuanya kami minta untuk mengawasi anaknya itu supaya tidak berbuat seperti itu lagi,” kata Eddy di Surabaya, Jumat (4/9).

Menurut Eddy, operasi konten pornografi tersebut untuk menyikapi adanya kekerasan seksual anak. Baik anak-anak itu sebagai objek maupun anak-anak sebagai subjek atau pelaku. Harapannya, Pemkot dapat meminimalisir kekerasan seksual anak itu dan bisa mengembalikan marwah anak.

“Kami ingin mengembalikan marwah anak sebagai seorang anak yang ceria, anak yang bahagia, dan anak pelajar yang menuntut ilmu,” kata dia.

Eddy menjelaskan, dengan adanya belajar daring menggunakan handphone itu, memang harus dipikirkan pula cara untuk mengendalikannya. Terutama cara mencegahnya supaya anak-anak itu tidak membuka konten-konten terlarang seperti konten pornografi.

“Jadi jangan sampai disalahgunakan oleh mereka. Makanya kita harus melakukan pengawasan bersama-sama,” ujarnya.

Eddy mengakui, selama menggelar operasi, sudah ada belasan anak-anak yang terjaring. Mereka yang tidak bersama orang tuanya langsung diamankan ke Markas Satpol PP Surabaya dan orang tuanya dipanggil.

“Sementara ini sudah ada 18 anak yang kami amankan selama operasi berlangsung mulai hari Rabu. Jadi, pada hari Rabu yang pertama itu kami mengamankan 10 anak, kemudian hari Kamis atau hari kedua kami mengamankan 8 anak. Hari ini kami akan lanjutkan operasi tersebut,” kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement