REPUBLIKA.CO.ID, Perdana Menteri Isarel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Kosovo tidak hanya akan mengakui Israel tetapi juga akan membuka kedutaan besar di Yerusalem. Tak hanya itu, Kosovo menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang melakukannya.
Pada Jumat pagi kemarin (4/9), Serbia mengumumkan akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari diskusi yang ditengahi AS untuk menormalkan hubungan ekonomi antara Beograd dan Pristina.
Setelah dua hari pertemuan dengan pejabat administrasi Trump, Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan Perdana Menteri Kosovo Avdullah Hoti setuju untuk bekerja sama dalam berbagai bidang ekonomi untuk menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja.
Pengumuman Gedung Putih memberi Presiden AS Donald Trump kemenangan diplomatik menjelang pemilihan presiden November. Hal ini akan semakin mendorong pemerintahnya untuk meningkatkan kedudukan internasional Israel.
Seperti dilansir timesofisreal, Netanyahu memuji langkah tersebut dan mengatakan Israel akan menjalin hubungan diplomatik dengan Kosovo.
Sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu mengatakan bahwa selama pertemuan antara Trump dan Hoti, presiden menelepon Netanyahu dan memberi selamat kepada kedua pemimpin atas keputusan untuk menjalin hubungan diplomatik penuh.
Dalam keterangannya, Hoti juga mengumumkan akan membuka kedutaan besar di Yerusalem.
“Kosovo akan menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang membuka kedutaan di Yerusalem. Seperti yang saya katakan dalam beberapa hari terakhir, lingkaran perdamaian berkembang dan lebih banyak negara diharapkan untuk bergabung, ”kata Netanyahu.
Presiden Kosovo Hashim Thaci mengonfirmasi niat Prisitna, dengan mengatakan dia menyambut baik pengumuman Netanyahu "tentang niat tulus untuk mengakui Kosovo dan membangun hubungan diplomatik."
"Kosovo akan menepati janjinya untuk menempatkan misi diplomatiknya di Yerusalem," dalam cuitannya di media sosial.