REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tata kelola perusahaan yang baik menjadi salah satu faktor utama yang mengantarkan perusahaan bertahan di masa sulit seperti pandemi Covid-19. Musibah tersebut telah memukul perekonomian nasional hingga minus 5,32 persen pada kuartal kedua 2020, dari sebelumnya 5,02 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Karena itu perusahaan dengan tata kelola yang baik berupaya maksimal untuk bangkit. Salah satunya seperti yang dilakukan Radana Finance pada semester pertama 2020, berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 56 miliar. Nilai aset yang dibukukan mencapai Rp 952 miliar, lalu nilai ekuitas di periode yang sama mencapai Rp 552 miliar dan nilai liabilitas Perseroan di 2020 mencapai Rp 400 miliar.
“Kami menyadari perekonomian Indonesia dalam tantangan yang berat dalam bayang-bayang pandemi Covid-19. Meski demikian pengalaman yang kuat selama puluhan tahun di industri multifinance kami akan terus memperkuat posisi, dan dengan tekad bersama kita akan bisa mengatasi masa yang penuh tantangan ini,” ujar Rizalsyah Riezky, Direktur Radana Finance dalam pemaparannya di acara Press Conference Public Expose Radana Finance 2020 di kantor pusatnya beberapa waktu lalu.
Akibat kondisi industri pembiayaan yang berada dalam bayang-bayang pandemi Covid-19 Perseroan mencatatkan kerugian bersih Rp 39 miliar pada semester pertama 2020. Perseroan berhasil mengurangi kerugian bersih dari sebelumnya sebesar Rp 105 miliar di periode serupa tahun 2019.
Menghadapi kondisi industri pembiayaan dan juga perekonomian nasional yang digucang pandemi Covid-19 perseroan telah menyiapkan berbagai langkah strategis. Seperti melakukan langkah efisiensi di berbagai lini demi menekan berbagai beban biaya dari Rp 266 miliar di semester satu 2019 menjadi Rp 102 miliar di periode yang sama tahun ini.
Demi melesatkan kinerja bisnis, Radana Finance telah melakukan Transformasi Operasional Perseroan di sejumlah bidang, antara lain, Manpower, Jaringan dan Operations. Seperti merombak struktur organisasi secara menyeluruh untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, penyesuaian manpower untuk organisasi yang baru sesuai kebutuhan Perseroan, menyesuaikan jaringan bisnis sesuai dengan perkembangan pembiayaan produktif, serta pengembangan infrastruktur ICT dan proses bisnis secara adaptif untuk mendukung perkembangan bisnis di era digital.
Hasil dari berbagai strategi di atas Perseroan berhasil memangkas pengeluaran operasional dengan signifikan, dari Rp 53,162 miliar di semester 1 2019 menjadi Rp 24,354 miliar di periode yang sama tahun ini. Arif Budiman, Direktur Radana Finance menyatakan, Radana Finance akan mampu melewati masa penuh tantangan ini dengan kehati-hatian yang tinggi serta efisiensi serta inovasi bisnis.