REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Sebanyak 6.491 mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung (ITB) Tahun Akademik (TA) 2020/2021 mengikuti kegiatan Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) dan Temu Awal Semester Tahun Akademik 2020/2021 secara daring, Kamis (10/9).
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Prof Dr Ir Jaka Sembiring, MEng, mengatakan, ke 6.491 mahasiswa baru tersebut terdiri atas 3.905 mahasiswa Program Sarjana, 1.971 mahasiswa Program Magister, 212 mahasiswa Program Doktor, 111 mahasiswa Program Apoteker, dan 292 mahasiswa Program Profesi Insinyur.
Adapun gambaran umum distribusi mahasiswa baru TA 2020/2021 adalah sebagai berikut yakni berdasarkan daerah asal mahasiswa program sarjana, 65 persen adalah berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, 17 persen berasal dari DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur; dan 18 persen dari luar Jawa.
Untuk distribusi gender, 51 persen mahasiswa baru Program Sarjana adalah wanita dan 49 persen adalah laki-laki; untuk Program Magister 45 persen wanita dan 55 persen laki-laki dan Program Doktor 40 persen wanita dan 60 persen laki-laki.
Menurut data dari Direktorat Pendidikan ITB, tahun ini mahasiswa termuda untuk Program Sarjana adalah 15 tahun, Program Magister 19 tahun, dan Program Doktor 23 tahun.
Prof Jaka menyampaikan ITB adalah kawah candradimuka bagi seluruh mahasiswa untuk mengasah kemampuan, mempersiapkan diri untuk terjun memberikan peran terbaik bagi bangsa, negara, dan umat manusia dan di dalam suasana atmosfer akademik ITB yang dalam sejarahnya sudah terbukti mampu mencetak manusia-manusia unggul.
“Untuk itu adik-adik semua, harus menjadi warga ITB yang menjunjung tinggi nilai-nilai akademik, menjunjung harkat pendidikan ITB, menjunjung nilai-nilai universal kemanusiaan. Kita semua harus bisa membalikkan stereotype, stigma kurang baik yang kadang disematkan oleh pihak, yang mungkin secara tidak sengaja karena kurangnya informasi,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Prof Jaka berpesan kepada mahasiswa baru untuk mengikuti sebaik-baiknya seluruh proses akademik ITB, dan jadikan atmosfer akademik ITB sebagai budaya bekerja, budaya belajar.
Atmosfer akademik itu merupakan lingkungan dinamis yang tidak dipengaruhi oleh daring atau luring.
"Kondisi pandemi ini dimaknai sebagai tantangan untuk berinovasi. Itulah semangat ITB, itulah semangat yang diwariskan oleh pendahulu ITB, yang harus terus dilestarikan," katanya.
PMB TA 2020/2021 dilaksanakan dengan beberapa acara yaitu sambutan dari Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah, PhD pengenalan jajaran pimpinan di ITB, paparan tentang PMB oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Prof Jaka Sembiring, pengenalan Dekan 12 Fakultas/Sekolah dan Program Pascasarjana ITB, dan Keynote Speaker dari Menteri Perhubungan Ir Budi Karya Sumantri dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ph.D. serta beberapa penampilan kreatifitas dari unit mahasiswa ITB.
Dalam sambutannya, Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah PhD menyampaikan selamat datang kepada mahasiswa baru ITB TA 2020/2021 di kampus ITB tercinta dan adalah kebanggaan bagi ITB untuk menerima putra-putri terbaik bangsa, termasuk juga dari mahasiswa internasional.
Rektor mengungkapkan, hingga hari ini semua warga masih bergelut untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan mengatasi berbagai dampaknya.
Namun demikian, kata dia, semua pihak perlu senantiasa optimis dalam melihat ke masa depan, guna meraih cita-cita bersama karena pandemi dan berbagai bentuk bencana yang lainnya senantiasa hadir dalam kehidupan umat manusia.
"Tetapi sejarah membuktikan bahwa kehadiran berbagai bencana, serta permasalahan kehidupan yang lainnya, justru menjadi faktor penting yang memicu dan memacu perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta ilmu-ilmu sosial/kemanusiaan (IPTEKS)," ujarnya.
Prof Reini juga menyampaikan bahwa ITB adalah institusi pendidikan tinggi yang terdepan di Indonesia dalam penguasaan dan kemajuan TIK, dan salah satu yang terdepan di Asia Tenggara.
ITB telah memelopori pengembangan dan pemanfaatan TIK, Big Data, dan AI di berbagai sektor publik dan privat. Ke depan ITB akan terus meningkatkan kajiannya tentang hyper-connectivity, serta perencanaan pemanfaatan TIK untuk tujuan pembangunan bangsa dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
"ITB, sebagaimana perguruan tinggi lain pada umumnya, memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan kemajuan bangsa, dan juga peranan yang sangat penting dalam pergaulan antarbangsa," katanya.
Dalam Suplemen dari Rencana Induk Pengembangan (RENIP) ITB, sambungnya, ditargetkan bahwa pada tahun 2025 ITB berhasil masuk ke dalam kelompok 200 teratas QS WURs (Quacquarelli Symonds World University Rankings).
Kriteria kinerja lain yang harus dirujuk oleh ITB adalah Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri yang tertuang dalam Keputusan Mendikbud No. 754 tahun 2020. Di antara indikator-indikator dalam Keputusan Mendikbud tersebut adalah penyelenggaraan pembelajaran (berbasis SKS) di luar kampus, keterlibatan dosen ITB di industri, atau di kampus lain yang masuk 100 teratas QS WURs, penyelenggaraan program studi secara kemitraan dengan pihak-pihak luar, keterlibatan kalangan praktisi/profesional dalam pembelajaran di kampus, dan pembelajaran dengan metode problem-based dan team-based.
Di akhir sambutannya, Rektor mengajak kepada segenap sivitas akademika, dan keluarga besar ITB untuk berkomunikasi dengan berempati dan berhati-hati dengan tujuan mendapatkan solusi bersama di tengah krisis akibat pandemi ini.
"Dengan empati, kebersamaan, dan solidaritas, mari kita hadapi dan lalui situasi krisis saat ini. Kalau kita bisa melalui masa sulit ini dengan kebersamaan, maka dengan kebersamaan itu pula kita bisa mencapai prestasi-prestasi ketika masa sulit ini sudah berlalu," kata dia.