REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) menyambut normalisasi hubungan diplomatik antara Bahrain dan Israel pada Jumat (11/9). UEA telah terlebih dulu mengambil langkah semacam itu.
"Langkah tersebut (normalisasi Bahrain-Israel) merupakan langkah signifikan menuju era keamanan dan kemakmuran (dan) akan memperluas ruang lingkup kerja sama ekonomi, budaya, ilmiah, serta diplomatik," kata Kementerian Luar Negeri UEA dalam sebuah pernyataan dikutip laman Middle East Monitor.
UEA telah terlebih dulu melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel pada 13 Agustus lalu. Kedua negara akan secara resmi menandatangani kesepakatan itu di Gedung Putih, Amerika Serikat (AS), pada 15 September mendatang. Bahrain pun akan melakukan penandatanganan dengan Tel Aviv di hari yang sama.
Israel dan Bahrain mencapai kesepakatan normalisasi diplomatik pada Jumat. Hal itu diumumkan Presiden AS Donald Trump melalui akun Twitter pribadinya.
"Terobosan bersejarah lainnya lainnya hari ini. Dua teman hebat kami Israel dan Kerajaan Bahrain menyetujui perjanjian damai - negara Arab kedua yang melakukan perjanjian damai dengan Israel dalam 30 hari," ucapnya.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis AS, Israel, dan Bahrain, disebutkan bahwa mereka akan tetap memikirkan penyelesaian konflik Israel-Palestina. Ketiga negara bertekad mencapai "resolusi yang adil, komprehensif, dan langgeng guna memungkinkan rakyat Palestina mencapai potensi penuh mereka".