REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI – Pemerintah China memutuskan untuk melarang impor daging babi dari Jerman pada Sabtu (12/9). Dikutip dari Reuters, Ahad (13/9), China mengambil keputusan tersebut setelah dikonfirmasinya flu babi yang terjadi di Afrika pada pekan lalu yang ditemukan pada babi hutan di Jerman.
Keputusan tersebut menjadi langkah yang akan menghantam produsen daging babi Jerman. Selain itu juga berpotensi menaikkan harga daging babi global karena pasokan daging China semakin ketat.
Larangan impor daging babi di China dari pemasok terbesar ketiganya itu terjadi ketika pembeli daging terbesar di dunia menghadapi kekurangan daging babi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Khususnya setelah epidemi penyakit babi yang mematikan.
Jerman menjadi pemasok sekitar 14 persen impor daging babi China sepanjang tahun ini. Dengan adanya larangan impor tersebut dinilai akan meningkatkan permintaan daging babi dari pemasok utama lainnya seperti Amerika Serikat dan Spanyol sehingga meningkatkan harga global.
Saat ini, ekspor daging babi Jerman ke China bernilai sekitar satu miliar euro atau 1,2 miliar dolar AS setiap tahun. Volume juga meningkat dua kali lipat dalam empat bulan pertama tahun ini karena melonjaknya permintaan setelah produksi China menyusut sekitar 20 persen.
Juru bicara Kementerian Pangan dan Pertanian Jerman juga saat ini sudah mengkonfirmasi larangan impor tersebut. Meskipun begitu, Jerman tetap akan melakukan pembicaraan dengan pemerintah China terkait larangan impor daging babi tersebut.
Terlebih, saat ini Asosiasi petani Jerman DBV mendesak pemerintah Jerman untuk melanjutkan pembicaraan dengan China. Presiden DBV Joachim Rukwied mengatakan, khususnya mengenai penggunaan larangan regional atas impor yang hanya melibatkan wilayah lokal atau di wilayah yang hanya ditemukan kasus demam babi Afrika (ASF) ditemukan.
Sementara itu, setelah munculnya larangan impor daging babi tersebut juga diantisipasi secara luas. Mengingat sejarah Beijing yang bergerak cepat untuk menerapkan larangan dalam kasus seperti itu.
“Sektor babi putih Spanyol sepenuhnya siap untuk melanjutkan tren pertumbuhannya dalam penjualan produk daging babi yang aman dan berkualitas ke pasar China,” kata Direktur Badan Perdagangan Internasional Interporc, Daniel de Miguel.
Selain itu, Amerika Serikat juga mengambil peluang tersebut. “Amerika Serikat dalam posisi yang baik untuk mengirimkan lebih banyak daging babi ke Cihna,” tutur Juru Bicara Federasi Ekspor Daging Amerika Serikat, Joe Schuele.