Senin 14 Sep 2020 07:33 WIB

Starbucks Mulai Pakai Sippy Cup di AS dan Kanada

Sippy cup jadi pengganti gelas plastik dan sedotan di Starbucks AS dan Kanada.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Sippy cup membuat pelanggan Starbucks dapat meminum langsung pesanannya tanpa perlu bantuan sedotan.
Foto: Starbucks
Sippy cup membuat pelanggan Starbucks dapat meminum langsung pesanannya tanpa perlu bantuan sedotan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEATTLE -- Starbucks menerapkan standar baru untuk sejumlah gerainya di Amerika Serikat dan Kanada. Rantai kopi yang berpusat di Seattle, Amerika Serikat, itu menggantikan pemakaian sedotan plastik dengan sippy cup untuk sejumlah varian minuman.

Siaran pers resmi perusahaan Kamis lalu menyebutkan sippy cup itu terbuat dari polipropilen, jenis plastik yang dapat didaur ulang. Kadar plastiknya sembilan persen lebih rendah dari gabungan tutup gelas plastik dan sedotan yang tersedia sebelumnya.

Baca Juga

"Sippy cup tanpa sedotan yang dapat didaur ulang untuk pelanggan di seluruh AS dan Kanada adalah langkah lain dalam perjalanan kami untuk mengurangi jejak lingkungan," kata kepala petugas keberlanjutan Starbucks Michael Kobori, dalam sebuah pernyataan.

Pelanggan akan mendapatkan sippy cup tanpa sedotan itu untuk semua varian es kopi, teh, espresso, dan minuman Refreshers. Untuk minuman seperti Frappucino dengan tutup plastik berbentuk kubah, Starbucks tetap menyediakan sedotan, kecuali dilarang hukum setempat.

Langkah itu merupakan komitmen Starbucks mengurangi sampah plastik, dengan harapan menghilangkan satu miliar sedotan dari tempat pembuangan sampah. Direktur inovasi dan solusi pengemasan global Starbucks, Andy Corlett, berharap ada dampak baik yang menyusul.

"Tutup gelas tanpa sedotan untuk standar minuman es adalah salah satu cara kecil yang dapat kami berikan lebih dari yang kami ambil dari planet ini.  Ini adalah momen penting bagi Starbucks karena kami berupaya mengurangi limbah dan menjaga lingkungan," ujarnya.

Larangan pemakaian sedotan plastik telah digembar-gemborkan sebagai langkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Starbucks semula mengumumkan rencana menghilangkan sedotan plastik pada Juli 2018 dengan target eksekusi pada 2020.

Tahun lalu, Starbucks memperluas uji pasar untuk menghilangkan gelas bertutup datar dengan sedotan. Standar itu mulai diperkenalkan secara meluas, termasuk ke kedai yang berlokasi di tujuh kota AS, di antaranya Los Angeles, Seattle, Indianapolis, dan Washington DC.

Penerapan standar baru di AS dan Kanada yang berlangsung secara nasional ditargetkan rampung secara menyeluruh pada akhir September 2020. Setelah itu, Starbucks akan menyusul pasar lain di negara-negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand.

Starbucks juga memiliki inisiatif lain yang bertujuan meningkatkan jejak keberlanjutan perusahaan. Perusahaan akan menggagas kontes berskala besar guna mencari "solusi cangkir inovatif" untuk kebiasaan minum kopi sehari-hari di Amerika.  

Awal Maret 2020, Starbucks juga mengungkapkan rencana pengujian cangkir biodegradable yang dapat didaur ulang untuk minuman kopi panas. Namun, program pengujian itu harus ditangguhkan sementara waktu akibat pandemi corona yang merebak.

Perusahaan lain juga telah mengumumkan larangan penggunaan jenis produk plastik tertentu. Akhir tahun lalu, McDonald's di Inggris dan Irlandia berkomitmen menghilangkan sedotan plastik, sedangkan IKEA berjanji menghilangkan semua barang plastik sekali pakai pada 2020.

Produk seperti sedotan dan piring plastik tidak akan dijual di gerai IKEA dan tidak dipakai lagi di restorannya. Sementara, jaringan toko bahan makanan AS Kroger berjanji menghilangkan kantong belanjaan plastik sekali pakai pada 2025, dikutip dari laman Today.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement