REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan streaming video dan bermain game dengan definisi tinggi dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan. Emisi yang dikeluarkan tergantung dari teknologi yang digunakan. Hal ini disampaikan sebuah studi yang didukung pemerintah Jerman yang dirilis pada Kamis (10/9).
Laporan yang diterbitkan oleh Badan Lingkungan Federal Jerman tersebut menghitung jumlah karbon dioksida yang dihasilkan oleh pusat data tempat penyimpanan material yang kemudian akan disalurkan ke konsumen dengan menggunakan teknologi transmisi.
Dalam laporan ini disimpulkan bahwa streaming video melalui kabel serat optik menghasilkan jumlah emisi CO2 paling rendah, yakni 2 gram per jam. Sementara transmisi data yang menggunakan kabel tembaga (VDSL) dapat menghasilkan karbon sebanyak dua kali lipat. Sedangkan teknologi seluler 3G menghasilkan 90 gram CO2 per jamnya.
Menteri Lingkungan Hidup Jerman, Svenja Schulze, mengatakan studi tersebut merupakan upaya untuk membantu menyediakan data yang solid bagi para pembuat keputusan. Infrastruktur digital menjadi semakin penting saat negara-negara berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca yang memanaskan atmosfer.
“Adalah mungkin untuk dapat mengalirkan data tanpa menimbulkan dampak negatif pada iklim jika Anda melakukannya dengan benar dan memilih metode yang tepat untuk transmisi data,” ujar Schulze.
“Dari perspektif lingkungan, menyiapkan lebih banyak hotspot WiFi publik adalah ide yang baik karena lebih ramah terhadap iklim bila dibandingkan dengan streaming di jaringan seluler,” kata Schulze.
Teknologi terbaru bantu kurangi emisi
Penulis laporan tersebut juga mengatakan bahwa streaming melalui teknologi seluler generasi mendatang, yang dikenal dengan 5G, akan menghasilkan emisi karbon dioksida sebesar 5 gram per jam. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi terbaru yang meluas dapat membantu mengurangi konsumsi energi.
Sementara itu, pusat penyimpanan data atau data centers hanya menyumbang sebagian kecil dari keseluruhan penggunaan energi. Namun, jumlahnya bervariasi tergantung pada seberapa efisien penggunaan dan pendinginan server.
Dirk Messner, Presiden Badan Lingkungan Hidup Jerman, mengatakan “ini adalah kabar baik bagi orang-orang yang suka menonton film dan serial. Anda dapat menggunakan layanan streaming di rumah dengan kabel serat optik atau VDSL tanpa harus merasa bersalah tentang iklim,” ujar Messner.
Ia menambahkan bahwa volume data yang ditransmisikan dalam beberapa tahun ke depan akan terus bertambah, baik dalam bentuk jaringan, bioskop rumah, atau konferensi video. “Inilah mengapa sangat penting untuk menemukan saluran transmisi yang ramah iklim.”
Christian Stoll, ahli energi yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa angka-angka dalam penelitian tersebut tampak masuk akal. Namun ia menggarisbawahi bahwa penelitian itu tidak memperhitungkan jumlah listrik yang dikonsumsi oleh perangkat yang digunakan untuk menonton video.
“(Konsumsi listrik oleh perangkat) adalah bagian penting dari total emisi,” ujar Stoll yang juga adalah peneliti di Pusat Pasar Energi Universitas Teknik München dan Pusat Penelitian Kebijakan Energi dan Lingkungan MIT.
sumber: https://www.dw.com/id/cara-kurangi-jejak-karbon-saat-streaming-video-dan-game/a-54882336