Selasa 15 Sep 2020 06:50 WIB

UEA Setujui Vaksin Covid-19 untuk Petugas Kesehatan

Vaksin darurat Covid-19 yang disetujui UEA saat ini masih dalam pengujian fase ketiga

Rep: Mabruroh/ Red: Christiyaningsih
Penyuntikan Vaksin (ilustrasi). Vaksin darurat Covid-19 yang disetujui UEA saat ini masih dalam pengujian fase ketiga.
Foto: AP/VOA
Penyuntikan Vaksin (ilustrasi). Vaksin darurat Covid-19 yang disetujui UEA saat ini masih dalam pengujian fase ketiga.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Uni Emirat Arab (UEA) pada Senin (14/9) memberikan persetujuan darurat bagi petugas kesehatan untuk menggunakan vaksin Covid-19 yang saat ini sedang dalam pengujian fase ketiga. Menteri Kesehatan UEA Abdulrahman Al-Owais mengatakan vaksin akan tersedia untuk paramedis karena mereka yang paling berisiko tertular Covid-19.

"Ini untuk melindungi mereka dari bahaya yang mungkin mereka hadapi karena pekerjaan mereka," ujar Al-Owais dilansir Arab News pada Selasa (15/9).

Baca Juga

"Penggunaan darurat vaksin ini sepenuhnya sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang memungkinkan peninjauan ulang yang lebih cepat terhadap prosedur perizinan," tambahnya.

Vaksin tersebut merupakan satu dari 26 vaksin di dunia yang telah mencapai tahap uji coba pada manusia. Vaksin dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal China, Sinopharmin.

UEA dipilih untuk tahap ketiga pengujian terhadap manusia. Uji coba telah dimulai pada Juli bersama dengan perusahaan G42 Healthcare yang berbasis di Abu Dhabi dan pemerintah Abu Dhabi.

Al-Owais mengatakan hasil dari tahap akhir uji coba tahap ketiga menunjukkan bahwa vaksin itu aman, efektif, dan menghasilkan respons yang kuat melalui pembentukan antibodi melawan virus. Langkah ini menurutnya perlu juga diambil untuk menyelamatkan para tenaga medis yang berjuang di garda terdepan menghadapi Covid-19.

"Langkah-langkah ini diambil dengan tujuan menyelamatkan kehidupan jutaan orang dan memberikan perawatan kesehatan bagi yang terinfeksi," ujarnya.

Kepala Komite Klinik Nasional untuk Virus Corona UEA Dr. Nawal Al-Kaabi mengatakan sekitar 31 ribu sukarelawan, termasuk dari 125 kebangsaan, telah mengambil bagian dalam uji klinis. Menurutnya, hanya efek samping ringan yang dilaporkan. "Tidak ada yang mengalami efek samping yang parah," kata Al-Kaabi.

Pengumuman itu muncul di tengah lonjakan kasus Covid-19 baru di UEA yang melaporkan 1.007 kasus baru pada Sabtu lalu. Ini merupakan lonjakan tertinggi sejak dimulainya pandemi. Sedangkan pada Senin kemarin, kasus baru yang terkonfirmasi 777.

Menurut Pusat Pengendalian Penyakit, vaksin tersebut dibuat dengan virus yang tidak aktif (dimatikan) atau dengan protein dari virus. Cara ini sudah terkenal dan telah digunakan untuk melawan penyakit seperti influenza dan campak.

Rusia pada Agustus menjadi negara pertama di dunia yang memberikan persetujuan regulasi untuk vaksin virus corona, setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement