Selasa 15 Sep 2020 21:48 WIB

BMKG Aceh: Cuaca Labil Akibat Gangguan di Atmosfer Sumatra

Cuaca provinsi Aceh dua pekan terakhir mengalami labilitas udara.

Red: Yudha Manggala P Putra
Ruang pengawasan BMKG (ilustrasi)
Foto: Antara Foto
Ruang pengawasan BMKG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyebut, cuaca provinsi ini dua pekan terakhir mengalami labilitas udara mengakibatkan rawan terjadi potensi hujan lebat karena gangguan, seperti belokan angin di atmosfer sebelah barat daya Sumatera.

"Adanya belokan angin mengakibatkan terbentuk awan-awan konvektif yang dapat meningkatkan pembentukan awan-awan hujan di Aceh," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Selasa (15/9).

Ia menerangkan, kondisi itu menimbulkan dampak terjadinya fenomena cuaca ekstrem, seperti turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang pada siang, sore dan malam hari.

Seperti diketahui, cuaca di provinsi paling barat Indonesia tersebut dua pekan terakhir cenderung dipengaruhi oleh faktor labilitas udara yang tergambar dari citra satelit bahwa rawan diterpa cuaca ekstrem.