Rabu 16 Sep 2020 16:37 WIB

Menristek: RI Berpotensi Jadi Pemain Utama Industri Farmasi

Saat ini, Indonesia masih sangat bergantung pada impor bahan baku obat.

Menristek/Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro.
Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari
Menristek/Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Indonesia berpotensi sebagai pemain utama industri farmasi di masa depan. Potensi ini didukung oleh kekayaan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia.

"Saya yakin Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemain utama industri farmasi di masa depan, mengapa kami mempunyai potensi ini? Karena kami memiliki keanekaragaman hayati, bahan-bahan untuk pembuatan obat tradisional dan imunomodulator," kata Menristek Bambang di Jakarta, Rabu (16/9).

Baca Juga

Menristekpada seminar internasional virtual tentang Biodiversitas Indonesia "Mainstreaming Biodiversity Conservation, Bioprospection, and Bioeconomy for Sustainable Livelihood" itu menuturkan potensi tersebut didasarkan pada fakta bahwa Indonesia mempunyai biodiversitas yang melimpah baik yang terdapat di darat maupun di lautan. Masih banyak potensi biodiversitas di Tanah Air yang belum terungkap dan perlu dieksplorasi lebih lanjut.

Seminar sehari itu diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-53 LIPI dan 25 tahun Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Saat ini, Indonesia masih sangat bergantung pada impor bahan baku obat karena belum memiliki industri kimia yang kuat untuk menunjang bahan baku obat tersebut.

Namun, Menristek Bambang menuturkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dicap sebagai obat masa depan. Jika memasukkan kekayaan biota laut ke dalam pengembangan obat, maka potensinya malah lebih besar lagi karena banyak orang yang mengira biota laut juga akan menjadi obat masa depan.

Dia menuturkan agar benar-benar mengoptimalkan obat masa depan dari keanekaragaman hayati laut Indonesia dan menjadikan terminologi obat Indonesia sebagai kata yang mengglobal maka tentunya perlu dilakukan penelitian dan pengembangan terhadap produkbio termasuk jamu tradisional, obat tradisional dan juga fitofarmaka dan imunomodulator.

"Ada banyak potensi yang dapat diciptakan dari keanekaragaman hayati kita," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement