Jumat 18 Sep 2020 15:16 WIB

Tren Kasus Covid-19 di Mataram Terus Meningkat dalam Sepekan

Peningkatan kasus Covid-19 di Mataram tidak drastis

Red: Nur Aini
Sejumlah pengunjung pasar menggunakan masker saat berbelanja di Pasar Kebon Roek, Ampenan, Mataram, NTB, Senin (14/9/2020). Pemerintah Provinsi NTB mulai Senin, 14 September 2020 memberlakukan sanksi denda bagi masyarakat yang tidak menggunakan masker di tempat umum dan pihak yang tidak menjalankan protokol kesehatan dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19 mulai Rp100 ribu hingga Rp400 ribu.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sejumlah pengunjung pasar menggunakan masker saat berbelanja di Pasar Kebon Roek, Ampenan, Mataram, NTB, Senin (14/9/2020). Pemerintah Provinsi NTB mulai Senin, 14 September 2020 memberlakukan sanksi denda bagi masyarakat yang tidak menggunakan masker di tempat umum dan pihak yang tidak menjalankan protokol kesehatan dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19 mulai Rp100 ribu hingga Rp400 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, tren kasus positif Covid-19, di Kota Mataram dalam sepekan terakhir mengalami peningkatan.

"Meski peningkatannya tidak drastis, namun dalam sepekan ini memang terjadi penambahan kasus positif baru Covid-19 setiap hari. Biasanya kasus positif baru Covid-19, hanya 1 atau 2 kasus, tapi tadi malam terkonfirmasi 10 kasus positif baru Covid-19 dan tidak ada pasien sembuh," kata Anggota Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Mataram sekaligus Kadinas Kominfo Kota Mataram I Nyoman Swandiasa, di Mataram, Jumat.

Baca Juga

Dengan terkonfirmasinya 10 kasus positif baru Covid-19 itu, maka berdasarkan data terakhir Tim Gugus Covid-19 Kota Mataram pada Jumat ini, pukul 12.00 Wita, tercatat kasus positif Covid-19 di Mataram sebanyak 1.133 orang.

"Dari 1.133 orang itu, 80 orang masih dalam perawatan, 971 orang dinyatakan sembuh dan 82 meninggal dunia," ujarnya.

Tren peningkatan kasus positif baru Covid-19 terjadi karena intensitas masyarakat saat ini yang cukup tinggi, termasuk agenda-agenda politik yang cukup semarak.

"Agenda-agenda politik itu kemungkinan juga mempengaruhi karena banyaknya aktivitas politik yang dilaksanakan saat ini," katanya.

Di sisi lain, Swandiasa mengatakan penambahan pasien positif baru Covid-19 tersebut sudah tidak bisa dikategorikan dalam kluster, baik kluster rumah tangga maupun kluster perkantoran karena penyebaran Covid-19 sudah merata dan bervariasi serta semua berpotensi terpapar.

"Karena itu, semua masyarakat harus berpegang pada norma dasar pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19, dengan rajin mencuci tangan, menggunakan masker, serta menjaga jarak," ujarnya.

Sementara, tim gugus tetap semangat melaksanakan upaya pencegahan di lapangan, melalui pelaksanaan kegiatan pencegahan Covid-19 berbasis lingkungan (PCBL) dan kampung sehat. Apalagi dengan telah berlakunya Perda NTB 7/2020 dan Perwal Kota Mataram 34/2020.

Tapi perlu diakui, ucapnya, bahwa dinamika di tengah masyarakat sangat dinamis sehingga membuat persoalan Covid-19 menjadi sangat fluktuatif.

"Jadi saya tidak bisa katakan tren ini akan terus naik. Tapi kita optimistis dan yakin dengan intervensi yang kita lakukan di lapangan kondisi Covid-19 bisa kembali landai," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement