REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Perdana Menteri Yordania Omar Razzaz kembali menegaskan posisi negaranya atas perjuangan Palestina, memperingatkan pada Kamis (18/9) bahwa "perdamaian komprehensif" mustahil selama Israel terus bertindak secara sepihak, demikian Kantor Berita Yordania.
"Perdamaian yang menyeluruh dan adil tidak akan hadir kecuali hah-hak sah rakyat Palestina terpenuhi," bunyi sebuah pernyataan.
"Mustahil bagi kami untuk mencapai perdamaian yang komprehensif dan adil jika Israel melanjutkan tindakan sepihaknya, yang menggerogoti hak-hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara independen mereka di tanah air mereka, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya."
Razzaz menyatakan bahwa Yordania siap bersatu dengan sesama negara Arab sehubungan dengan segala tantangan regional maupun eksternal. Palestina menghadapi berbagai tantangan pada 2020 terkait dengan "kesepakatan abad ini" milik AS, rencana Israel untuk menganeksasi sepertiga lahan di pendudukan Tepi Barat dan peresmian kesepakatan normalisasi antara Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain dan Israel baru-baru ini, yang dimediasi oleh AS.