REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehidupan Nabi Muhammad SAW di dunia tak lepas dari sosok-sosok penting yang mendukung dakwahnya, apa pun latar belakang agamanya. Meski hanya Islamlah agama yang diridhai Allah, paman Nabi SAW, Abu Thalib, dikabarkan mendapat keringanan di akhirat meski ia meninggal dalam keadaan kafir.
Dalam Shahih Muslim, terdapat sebuah hadits yang menggambarkan bagaimana kecintaan Nabi kepada pamannya tersebut dapat membuat Abu Thalib mendapat perlakuan berbeda dibanding penghuni neraka lainnya. Haditsnya berbunyi: "Ya Rasulallahi, hal nafa'ta Aba Thalibin bisyai-in fa innahu kaana yahuthuka wa yaghdabu laka? Qala: na'am, huwa fi dhahdaahun min nari, walaw la ana lakaana fi ad-darki al-asfali minan-nari,".
Yang artinya: "Wahai Rasulullah, apakah engkau akan memberikan suatu manfaat kepada Abu Thalib, lantaran ia selalu menjagamu serta melindungimu? Nabi menjawab: "Ya. Dia (Abu Thalib) berada di dalam dhahdah (pantai) dari neraka, seandainya bukan karenaku, niscaya ia berada di tempat paling bawah dari neraka,".
Dalam buku Orang Kafir dalam Keluarga Nabi SAW karya Ustadz Ahmad Sarwat disebutkan, konon Abu Thalib nantinya di neraka akan disiksa dengan siksaan paling ringan. Siksaan tersebut, yaitu memakai alas kaki yang terbuat dari api neraka. Hal ini dianggap jauh lebih baik dibandingkan dengan dijebloskan langsung ke dalam api yang menyala.
Adapun alasan mengapa Abu Thalib diberi siksaan ringan di neraka, salah satunya karena beliau tidak pernah memusuhi Nabi Muhammad SAW. Meski Abu Thalib tidak mempercayai kenabiannya dan tidak mau membaca syahadat, namun ia enggan bermusuhan dengan keponakannya itu.
Alasan lainnya karena Abu Thalib memiliki andil besar dalam dakwah Nabi. Nabi bahkan sangat dekat dengan keluarga Abu Thalib, bahkan dari beberapa anak Abu Thalib yang ikut memeluk Islam justru menjadi salah satu khalifah Islam: Sayyidina Ali bin Abi Thalib.