Jumat 18 Sep 2020 18:22 WIB

Psikolog: Bermain adalah Bermain, tak Perlu Instruksi Ortu

Bermain merupakan salah satu cara untuk mendorong perkembangan anak.

Anak-anak bermain skateboard di Pasty Skatebowl, Yogyakarta, Jumat (18/9). Selama sekolah menggunakan sistem daring, banyak anak-anak memanfaatkan waktu sore di Pastyly Skatebowl.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Anak-anak bermain skateboard di Pasty Skatebowl, Yogyakarta, Jumat (18/9). Selama sekolah menggunakan sistem daring, banyak anak-anak memanfaatkan waktu sore di Pastyly Skatebowl.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Indria L Gamayanti mengatakan, bermain penting bagi anak. Ia menyebut, bermain merupakan salah satu sarana untuk mendorong tumbuh kembang anak.

"Bermain sambil belajar, belajar sambil bermain," kata Gamayanti dalam bimbingan teknis bagi psikolog dan konselor Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak secara daring diliput dari Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Gamayanti mengatakan, pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu. Sedangkan perkembangan adalah pertambahan kemampuan dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan, termasuk perubahan aspek sosial dan psikologis sebagai akibat dari pengaruh lingkungan.

photo
Anak bermain saat pandemi Covid-19 - (Republika)

"Bagaimana membangun sebuah rumah atau gedung, maka di masa perkembangan awal kita membangun pondasi. Pondasi yang kuat dan seimbang akan menjadikan bangunan kuat dan merata secara proporsional ketangguhannya," tuturnya.

Gamayanti mengatakan, perkembangan anak memerlukan stimulasi atau dorongan. Bermain merupakan salah satu cara untuk mendorong perkembangan anak.

Bermain adalah bermain. Menurut Gamayanti, irang tua tidak perlu memberikan instruksi atau menasihati ketika anak bermain. Meski demikian, kegiatan bermain dapat membawa pada suatu perubahan pada anak.

Bermain memiliki arti penting yang sama dalam berkontribusi pada kebahagiaan dan kesejahteraan sebagaimana cinta maupun bekerja. Bermain merupakan salah satu sarana bagi anak untuk mengekspresikan diri.

"Melalui bermain anak dapat mengekspresikan diri, mengembangkan harga diri, mengatasi perasaan negatif, mengembangkan keterampilan sosial, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan mengembangkan peran," kata Gamayanti.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement