Ahad 20 Sep 2020 14:39 WIB

India Catat 5,4 Juta Kasus Covid-19, Tertinggi ke-2 di Dunia

Dalam 24 jam terakhir terjadi penambahan 92.605 infeksi baru di India.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
 Seorang petugas kesehatan mengumpulkan sampel usap untuk diuji COVID-19 di apotik pemerintah di Mumbai, India, Senin, 14 September 2020. Kasus virus korona India kini berada di urutan kedua tertinggi di dunia dan hanya di belakang Amerika Serikat.
Foto: AP/Rajanish Kakade
Seorang petugas kesehatan mengumpulkan sampel usap untuk diuji COVID-19 di apotik pemerintah di Mumbai, India, Senin, 14 September 2020. Kasus virus korona India kini berada di urutan kedua tertinggi di dunia dan hanya di belakang Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kementerian Kesehatan Federal India menunjukkan penghitungan kasus virus corona melonjak menjadi 5,4 juta kasus. Dalam 24 jam terakhir terjadi penambahan 92.605 infeksi baru, Ahad (20/9) waktu setempat.

Sementara itu, sebanyak 1.113 orang meninggal dunia karena Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Angka ini menjadikan total kematian di seluruh negara bagian India menjadi 86.762 jiwa, yang relatif rendah 1,6 persen dari semua kasusnya.

Negara ini juga telah mencatat beban kasus satu hari tertinggi di dunia sejak awal Agustus. India juga menjadi negara kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS) yang memiliki jumlah kasus tertinggi.

Seperti dilansir laman Indian Express, di tengah lonjakan kasus Covid-19, di negara bagian Raipur Chhattisgarh, pemerintah setempat pada Sabtu mengumumkan langkah lockdown atau karantina wilayah di distrik tersebut antara 21-28 September. Kolektor Raipur S Bharathi Dasan mengeluarkan perintah yang menyatakan distrik Raipur sebagai zona penahanan dan membatasi beberapa kegiatan dari jam 9 malam pada 21 September hingga tengah malam 28 September.

Secara nasional, India menguji lebih dari 1 juta sampel per hari, melebihi tolok ukur Organisasi Kesehatan Dunia yaitu 140 tes per 1 juta orang. Namun, banyak di antaranya adalah tes antigen, yang mencari protein virus dan lebih cepat, meski kurang akurat dibandingkan dengan RT-PCR, standar untuk memastikan virus corona melalui kode genetiknya.

Dengan ekonomi berkontraksi dengan rekor 23,9 persen pada kuartal April-Juni menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan. Pemerintah India melanjutkan dengan pelonggaran pembatasan lockdown yang diberlakukan pada akhir Maret. Pemerintah pada bulan Mei mengumumkan paket stimulus 266 miliar dolar AS, namun permintaan konsumen dan manufaktur belum pulih.

Sejumlah besar kantor, toko, bisnis, toko minuman keras, bar, dan restoran telah dibuka kembali. Penerbangan evakuasi domestik dan internasional terbatas dioperasikan setiap hari bersama dengan layanan kereta api. Sekolah akan dibuka kembali untuk siswa senior dari kelas 9-12 untuk konsultasi dengan guru  mulai pekan depan.

Mengingat lonjakan kasus Covid-19, NDTV mengatakan bahwa Perdana Menteri Narendra Modi akan membahas situasi virus corona dengan menteri utama tujuh negara bagian yang terkena pandemi paling parah, termasuk Maharashtra, Andhra Pradesh, Tamil Nadu, Karnataka dan Uttar Pradesh yang mencapai 60 persen dari semua kasus di negara ini pada 23 September melalui konferensi video.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement