Senin 21 Sep 2020 09:48 WIB

Bolehkah Perempuan Melamar Pria?

Rasulullah SAW sendiri merupakan pihak yang dilamar oleh istrinya, Khadijah.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
Bolehkah Perempuan Melamar Pria?
Foto: ASTON Priority Simatupang Hotel & Conference
Bolehkah Perempuan Melamar Pria?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tsabit RA bercerita dia duduk bersama Anas bin Malik RA dan di sebelahnya duduk pula anak perempuannya. Lalu Anas berkata, “Datanglah seorang perempuan kepada Rasulullah, lalu dia menawarkan dirinya kepada beliau sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah, maukah tuan mengambil diriku (sebagai istri)?’”

Lalu anak perempuan Anas menyeletuk, “Betapa tidak malunya perempuan itu.” Lalu Anas menjawab, “Perempuan itu lebih baik daripada kamu. Dia menginginkan Rasulullah, oleh karena itu dia menawarkan dirinya kepada beliau.” (HR. Ibnu Majah)

Baca Juga

Di dalam Alquran, diceritakan putri Nabi Syu’aib meminta ayahnya menikahkannya dengan Nabi Musa AS karena keluhuran akhlaknya. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, 

“Wahai bapakku, ambillah dia (Musa) sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”

Lalu Nabi Syu’aib berkata kepada Musa, “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan 10 tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.” (Al-Qashash: 26-27)

Jika berkaca pada perjalanan kisah cinta Rasulullah, Rasulullah SAW sendiri merupakan pihak yang dilamar oleh istrinya, Khadijah. Hal ini menjelaskan seorang wanita yang melamar seorang pria shalih bukanlah hal yang tabu dan sangat diperbolehkan. Maka diperbolehkan pula bagi wanita mengambil inisiatif terlebih dahulu untuk mendapatkan perhatian pria shaleh yang disukainya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement