REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta melakukan program 'Grebeg Lumpur' Fase 1 secara simbolis di Waduk Ria Rio, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (21/9). Program itu merupakan salah satu upaya pencegahan banjir saat Jakarta memasuki musim hujan.
Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, program 'Grebeg Lumpur' tersebut berupa pengerukan sejumlah waduk dan sungai. Juaini menyebut, program ini dilakukan secara masif dan berkelanjutan di lima wilayah DKI Jakarta.
"Pengerukan telah kita mulai sejak Maret dan April. Ini semua adalah tugas dan kewajiban Sudin dan Dinas SDA tujuannya untuk menampung kapasitas waduk, sungai-sungai yang sedang kita lakukan pengerukan. Kita lakukan masif di lima wilayah, saluran mikro, makro, kali, PHB (penghubung) kali besar, maupun waduk-waduk," kata Juaini, Senin (21/9).
Juaini menjelaskan, pengerukan waduk, sungai, serta saluran-saluran air ini dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir. Sehingga, mampu menampung saat debit air bertambah pada musim hujan.
"Ini kita lakukan demi mencegah atau mengurangi genangan di musim hujan. Kita ingat, pada banjir di Januari lalu, kan saluran kita banyak yang tidak maksimal. Untuk itu, hari ini kita giatkan lagi. Pengerukan ini semua target sampai Desember," papar Juaini.
Dia menuturkan, terdapat sekitar 15 eskavator yang diterjunkan di Waduk Ria Rio untuk mengeruk lumpur sedimentasi setiap harinya. Selain itu, untuk mencegah terjadinya banjir, jelas Juaini, pihaknya juga telah membangun sumur resapan serta menyiagakan sekitar 8 ribu personel Pasukan Biru.
Di sisi lain, Juaini juga tetap mengimbau kepada para petugas Sudin dan Dinas SDA agar tetap menjalankan protokol kesehatan selama melaksanakan tugas tersebut. "Meski di tengah masa pandemi yang memprihatinkan ini, kita akan terus bekerja. Tapi ingat protokol kesehatan harus dijaga," ujarnya.